Umat Islam adalah umat yang sangat besar, dan takdir Allah Indonesia menjadi rumah dengan penghuni kaum muslimin terbesar di dunia.
Masyaallah. Umat yang besar ini tentu saja di dalamnya terdiri dari berbagai macam tipe orang, berbagai macam keinginan, minat, cita-cita, karakter, kebiasaan, profesi dan lain sebagainya. Akan tetapi, di atas semua itu, umat yang besar ini memiliki satu kesamaan yaitu kesamaan akidah, hanya menyembah Allah Swt dan mengikuti Rasulullah Saw.
Umat Islam di sebuah negara dipersatukan dengan wilayahnya. Umat Islam di suatu kawasan dipersatukan dengan budaya dan bahasanya. Dan, umat Islam di seluruh dunia dipersatukan dengan keimanannya kepada Allah Swt.
Persaudaraan. Sebuah anugerah terindah yang Allah berikan bagi sesama muslim di mana Allah mempersatukan hati dalam cahaya iman. Ya, iman inilah yang mengikat hati setiap muslim dan saling bercengkrama akrab
Oleh karena itu, penting untuk kita senantiasa menyadari persaudaraan sesama muslim. Sehingga manakala sebagian kaum muslimin sedang dizholimi atau sedang berada dalam kesempitan dan kesulitan, maka sebagian muslim yang lain antusias untuk meringankan bebannya.
Adakalanya kita merasa punya keterbatasan untuk membantu sesama muslim, yang boleh jadi disebabkan kesibukan kita, atau disebabkan jarak yang jauh.
Memang tidak setiap kita bisa membantu secara langsung, misalnya dengan datang langsung ke lokasi di mana saudara kita sedang ditimpa kesulitan.
Namun, bukankah banyak saudara kita yang lain yang memiliki peran berbeda dengan kita, yaitu mereka yang episodenya sedang memungkinkan untuk menjadi perantara, penyambung antara kita dengan saudara kita yang sedang mengalami kesulitan.
Semangat berbagi peran, semangat saling mengisi, bersinergi, bekerjasama perlu terus kita gelorakan untuk mengeratkan ukhuwah islamiyyah. Jangan sampai terjadi sikap tidak peduli, sikap acuh terhadap penderitaan sesama muslim. Karena ciri dari keimanan kita kepada Allah Swt adalah tercermin dalam rasa empati dan persaudaraan kita kepada sesama muslim.
Begitulah sebuah persaudaraan. Saling menjaga dalam kebaikan, saling menguatkan ketika yang lain lemah, saling menasehati, saling menyayangi, saling mengasihi dan saling mencintai.
Sebagaimana kata Rasulullah “seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana bangunan, satu sama lain saling menguatkan” (Muttafaq Ilaih).
Maka “Persaudaraan adalah mukjizat, wadah yang saling berikatan dengannya Allah persatukan hati-hati berserakan. Saling bersaudara, saling merendah lagi memahami, saling mencintai, dan saling berlembut hati” “Teman-teman akrab pada hari itu sebagian dari mereka menjadi musuh bagi yang lain kecuali orang-orang bertakwa” (Az Zukhruf : 67).
Rasulullah pun sering berpesan kepada kita untuk saling men cintai sesama Muslim dan tidak bersengketa. Seperti apa yang diriwayatkan Imam Bukhari. “Sesungguhnya Allah ri dha kepada kalian dalam tiga per kara dan murka kepada kalian dalam tiga perkara. Allah ridha kepada kalian bila kalian me nyembah-Nya dan kalian tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun bila kamu sekalian berpegang teguh kepada tali Allah dan tidak bercerai-berai dan bila kalian saling menasihati dengan orang yang dikuasakan oleh Allah untuk mengurus per kara kalian. Dan Allah murka ke pa da kalian dalam tiga perkara, yaitu qil dan qal (banyak bicara atau berdebat), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan (menghambur- hamburkan) harta.”
Mari kita simak ungkapan indah dari Imam Asy-Syafi’i, “Aku mencintai orang-orang shalih meski aku bukanlah bagian dari mereka, dan aku membenci para pemaksiatNya meski aku tak berbeda dengan mereka”.
Tentu kita tidak meragukan betapa shalih dan utamanya kepribadian Sang Imam, dan, beliau ternyata mencintai orang-orang shalih meski “merasa” bukan bagian dari orang shalih, dan membenci pemaksiat meski “merasa” tidak jauh berbeda dengan pemaksiat.
Sebuah ungkapan yang menggambarkan rendah hatinya Sang Imam. Dan dalam persaudaraan kita, perlu memang adanya cinta dan benci yang seperti ini, cinta akan kebaikan dan keshalihannya, serta benci akan kesalahannya. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)