Melihat Capaian Pembangunan Manusia Sulawesi Tengah 2022

oleh -

OLEH: Putri Nurhardiyanti, SST*

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah kembali merilis indikator strategisnya. Salah satu data yang dirilis yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2022. Indikator ini tersedia baik pada level provinsi maupun level kabupaten/kota.

IPM merupakan salah  satu  alat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan atau kualitas pembangunan manusia.

Indeks ini disusun dari tiga dimensi yakni: umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak  (decent standard of living).

Bagaimana Capaian Pembangunan Kualitas Manusia Provinsi Sulawesi Tengah?

Pada tahun 2022 Sulawesi Tengah merupakan salah satu dari 24 provinsi di Indonesia dengan nilai IPM berkategori ‘Tinggi’.

IPM yang dicapai Sulawesi Tengah tercatat  sebesar 70,28  dan  berada  di bawah IPM Indonesia  sebesar 72,91. Dilihat dari posisinya, IPM Sulawesi Tengah berada pada peringkat 25 dari 34 Provinsi di Indonesia. Peringkat ini  belum  mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan  provinsi-provinsi di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), besaran kualitas manusia di Sulawesi Tengah berada pada urutan ke empat setelah Sulawesi Utara (73,81), Sulawesi Selatan (72,82) dan Sulawesi Tenggara (72,23). Hanya Provinsi Sulawesi Utara yang posisi yang berada diatas IPM Nasional (72,29).   

Di sisi lain capaian IPM bukan hanya dilihat berdasarkan peringkat namun dapat lihat dari laju pertumbuhannya.

Pada tahun 2022 laju pertumbuhan IPM tertinggi di wilayah Sulampua terjadi di Provinsi Papua sebesar 1,27 persen (dari 60,62 naik 61,39), disusul oleh Provinsi Gorontalo (1,17%) dan Maluku  Utara (1,03%). Sedangkan laju pertumbuhan IPM Sulawesi Tengah tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya hanya 0,70%.

BACA JUGA :  KNMKI: Telaah Kritis Hilirisasi Nikel

Jika ditelaah per kabupaten/kota, jumlah kabupaten/kota yang berstatus “tinggi” pada tahun 2022 masih sama dengan tahun 2021 yaitu tiga kabupaten meliputi Morowali, Poso, dan Banggai. Kota Palu menjadi kabupaten/kota dengan IPM berstatus “sangat tinggi” terhitung sejak dari tahun 2017.

Dari 13 kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Tengah, tidak terdapat kabupaten yang mengalami perubahan peringkat IPM di tahun 2022.

Terkait rangking dan laju perkembangan kualitas manusia di Sulawesi Tengah, maka penulis membedah lebih jauh penyebabnya ataupun dimensi apa yang membuat IPM Sulawesi Tengah seperti itu, sehingga dapat dijadikan salah satu skala prioritas dalam pembangunan.

Dimensi Kesehatan

Salah satu indikator statistik yang menggambarkan pembangunan dibidang kesehatan adalah Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir. Artinya ketika seorang bayi saat lahir maka umur harapan bayi tersebut akan hidup sampai sekian tahun.

Indikator ini merupakan salah satu komponen untuk menghitung IPM. Pada tahun 2022 UHH Sulawesi Tengah mencapai 68,93 tahun, artinya umur bayi yang saat lahir tahun 2022 maka bayi tersebut mempunyai harapan akan hidup sampai dengan 69 tahun, angka ini masih dibawah dengan angka nasional (71,85).

Secara spasial dapat dilihat kabupaten/kota di Sulawesi Tengah yang masih dibawah angka provinsi hampir separuh yaitu sebanyak 6 kabupaten.

Adapun kabupaten-kabupaten tersebut, dari yang terendah yaitu Kabupaten Parigi Moutong (64,35 tahun), Kabupaten Banggai Laut (65,81 tahun), Kabupaten Tojo Una-Una (66,08 tahun), disusul Kabupaten Toli-Toli (66,41 tahun) dan Kabupaten Banggai Kepulauan (66,73 tahun) serta Kabupaten Donggala (67,61 tahun).

BACA JUGA :  Seminar Nasional Bursa Karbon di Untad, BI Dorong Transformasi Ekonomi Hijau

Bila dilihat dari dimensi kesehatan cukup berat bagi Provinsi Sulawesi Tengah untuk dapat meningkatkan kualitas manusia karena  hampir separuh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah masih perlu perhatian yang  serius. Skala priotas yang diutamakan adalah untuk Kabupaten Parigi Moutong dan Banggai Laut.

Dimensi Pendidikan

Statistik yang menggambarkan pembangunan dibidang Pendidikan dilihat dari indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Kedua indikator ini dinyatakan dalam satuan tahun yang memiliki arti gambaran lama penduduk dalam mengikuti bangku sekolah. Kedua indikator ini merupakan komponen untuk menghitung IPM.

Pada Tahun 2022 HLS Sulawesi Tengah mencapai 13,32 tahun, artinya secara rata-rata penduduk Sulawesi Tengah mempunyai harapan untuk berada di bangku sekolah sekitar 13 tahun atau setara dengan bangku kuliah tingkat 1. Bila dibandingkan dengan angka nasional (13,10) maka Sulawesi Tengah masih di atas.

Sedangkan  RLS, Sulawesi Tengah mencapai 8,89 tahun (diatas dari angka nasional 8,69), artinya secara rata-rata penduduk Sulawesi Tengah berada di bangku sekolah sekitar 9 tahun atau setara dengan kelas 3 SMP.

Secara spasial dapat dilihat kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, hanya 4 kabupaten/kota yang diatas angka Sulawesi Tengah yaitu tertinggi Kota Palu 16,36 tahun, diikuti Kabupaten Poso 13,72 tahun, Kabupaten Morowali 13,36 tahun dan Kabupaten Banggai mencapai 13,34 tahun.

Sementara RLS, secara spasial, juga hanya 4 kabupaten/kota yang diatas angka Sulawesi Tengah yaitu tertinggi Kota Palu 11,73 tahun, diikuti Kabupaten Poso 9,52 tahun, Kabupaten Morowali 9,35 tahun dan Kabupaten Buol mencapai 9,08 tahun. Dapat disimpulkan dimensi pendidikan sangat penting untuk dapat meningkatkan pembangunan kualitas manusia di Sulawesi Tengah.

BACA JUGA :  Satgas Pasti Blokir PT Xpertise Future Analytics Indonesia

Dimensi Ekonomi

Gambaran dimensi ekonomi, salah satunya adalah kemampuan daya beli masyarakat yang tandai dengan indikator Pengeluaran Per Kapita (PPP) disesuaikan.  Artinya pengeluaran penduduk yang sudah distandarisasi dengan kata lain untuk membeli suatu barang yang sama jenisnya maka harganya sama untuk setiap daerah. Indikator ini adalah salah satu komponen untuk menghitung IPM.

Pada tahun 2022, PPP Sulawesi Tengah mencapai 9,696 juta rupiah, angka ini masih dibawah dengan angka nasional (11,479 juta rupiah).

Secara spasial dapat dilihat kabupaten/kota di Sulawesi Tengah yang masih dibawah angka provinsi lebih dari separuh yaitu sebanyak 9 kabupaten, dimana kabupaten-paling terendah yaitu Kabupaten Banggai Kepulauan (7,712 juta rupiah), sementara kabupaten/kota diatas angka provinsi ada 4 kabupaten/kota, yaitu Kota Palu tertinggi mencapai 15,162 juta rupiah, diikuti Kabupaten Morowali sebesar 11,291 juta rupiah, Kabupaten Parigi Moutong sebesar 10,063 juta rupiah dan Kabupaten Banggai sebesar 9,963 juta rupiah. Artinya cukup sulit untuk dapat meningkatkan dimensi ekonomi. 

Kesimpulan

Berdasarkan ketiga dimensi diatas, maka skala prioritas untuk mendorong (booster) kualitas manusia di Sulawesi Tengah adalah Dimensi Ekonomi, karena Sulawesi Tengah secara nasional masih dibawah rata-rata nasional dan di sisi spasial (kabupaten/kota) hanya 4 kabupaten yang diatas rata-rata provinsi.

Oleh karena itu diperlukan kerja ekstra untuk dapat meningkatkan kualitas pembangunan manusia di Sulawesi Tengah, selain itu partisipasi baik itu pemerintah daerah maupun dunia swasta serta masyarakat sangat dibutuhkan.

*Penulis adalah Statistisi Muda BPS Kabupaten Banggai Kepulauan