POSO – Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) Poso, bekerja sama dengan The Habibie Center, mengembangkan program inovatif bernama PROPOSOKU.
Program ini memberikan pendampingan kepada mantan narapidana terorisme (eks napiter) di Poso melalui pendekatan psikososial dan keluarga.
Direktur Eksekutif LPMS Poso, Endriati Nur menyebut, program PROPOSOKU dirancang untuk membantu eks napiter agar dapat melepaskan diri dari paham radikal.
“Pendekatan psikososial dan keterlibatan keluarga menjadi kunci utama dalam program ini. Kami percaya dengan dukungan yang tepat, eks napiter dapat kembali menjadi bagian dari masyarakat yang produktif dan damai,” ujar Endriati, Ahad (2/6).
Menurutnya, tindakan radikal selalu lahir dan berkembang di masyarakat melalui isu-isu SARA, penyelesaiannya pun bukan sesuatu hal yang mudah. Kabupaten Poso, merupakan salah satu daerah pasca konflik di Indonesia yang juga selalu bersinggungan dengan isu-isu radikalisme.
“Penanganan terorisme selama ini memang pendekatannya masih lebih banyak bersifat langsung melalui pilihan lapangan berbasis security, pilihan ini cukup penting dilakukan guna untuk mencegah berkembangnya faham faham radikal,” imbuhnya.
Namun demikian, kata dia, penting juga dilakukan pilihan tidak langsung sebagi bentuk alternatif yang dibutuhkan saat ini, guna mengikis akar radikalisme serta memperkuat upaya-upaya pencegahan dini dimasyarakat melalui pendidikan, pendampingan, pemberdayaan ekonomi dan lainnya.
“Kami berharap upaya tersebut dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan damai di Poso, serta mengurangi risiko penyebaran paham radikal di masa depan,” tukasnya.
Untuk diketahui, program PROPOSOKU berjalan sejak 2022 bersama LPMS Poso, Habibie Center dan para eks napiter.
Reporter : Ishaq Hakim
Editor : Yamin