PALU – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Qalamun, memperingati hari jadinya yang ke-20, pecan lalu, di Aula IAIN Palu. Sejumlah eks pengurus dan pembina, sekaligus pendiri pers kampus itu, turut hadir dalam kegiatan.
Pada kesempatan itu, Pendiri Media Dinamika Informasi Kampus (Medik), Adha Najemudin, menceritakan susah payahnya membangun lembaga jurnalistik di kampus.
Menurut dia, dibentuknya media kampus kala itu, karena kampus dinilai telah jauh tertinggal dengan kampus-kampus yang ada di Pulau Jawa. Bersama sejumlah rekan mahasiswa yang telah malang melintang di dunia jurnalistik, akhrinya pihak rektorat menyetujui berdirinya lembaga jurnalistik.
“Kampus tidak punya media, jadi kita menjadi media kritis terhadap kebijakan di kampus,” katanya.
Adha menambahkan, mestinya dengan kemajuan teknologi saat ini, karya yang dihasilkan harus lebih baik lagi. Adha menilai, karya jurnalistik mahasiswa hari ini sudah kurang populer di era kemajuan teknologi.
“Karena kita sedang diperhadapkan dengan audio visual. Bagaimana kita memanfatkan teknologi, di media sosial kita bisa menuangkan berbagai karya-kaya dan gagasan-gagasan jurnalistik kita. Saya rindu bahwa kalian punya chanel di youtube. Saya ingin menonton karya-karya kalian, bahwa kalian punya karya,” sebutnya.
Sementara Pembina LPM Qalamun, Moh Ali Hafiz, menyampaikan, peran jurnalis sebagai media pendidikan masyarakat. Dengan begitu, maka fungsi pers akan memperkokoh keutuhan NKRI.
“Ketika masyarakat kita sudah ada perbedaan, maka sedikit demi sedikit rasa nasionalisme akan hilang,” sebutnya.
Direktur LPM Qalamun, Mohamad Rifki mengatakan, kedepan pihaknya akan melakukan pendidikan tentang jurnalisme kepada para siswa di madrasah-madrasah yang ada di Kota Palu, dengan tujuan agar para siswa juga mengetahui peran jurnalis. (NANANG IP)