PALU – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, menjadi pembicara utama pada kuliah umum di Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu, Senin (18/09).

Kuliah umum yang melibatkan seluruh mahasiswa baru ini mengangkat tema tentang “Kebijakan Pemerintah Kota Palu dalam Implementasi Pendidikan di Era Digital.”

Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, mengatakan, Covid-19 yang melanda seluruh dunia beberapa tahun lalu, menjadikan digitalisasi harus mampu diterima dengan cepat oleh semua masyarakat.

“Tidak pilih siapa kita atau kelompok mana. Tuntutan terkait digitalisasi mewajibkan semua kita harus mampu beradaptasi cepat, dan ini menjadi tantangan yang besar bagi kita,” ujarnya.

Menurutnya, permasalahan utama masyarakat terkait digitalisasi, bukan karena tidak mempunyai gadget atau gawai, tetapi terletak pada human resource atau Sumber Daya Manusia (SDM).

“Upaya Pemerintah Kota Palu saat ini adalah menyiapkan SDM-nya agar melek dengan digitalisasi,” jelasnya.

Dia mencontohkan seluruh guru dan kepala sekolah di bawah naungan Pemerintah Kota Palu yang di-upgrade kompetensinya melalui kegiatan magang.

“Tahun ini dan kemarin, kita sudah mengirim mereka (kepala sekolah dan guru) untuk melakukan magang. Sekarang begitu kembali, mereka sudah berbicara tentang e-learning, google drive, dan lainnya,” tuturnya

Dalam hal ini, lanjut Hadi, Pemerintah Kota Palu tidak berbicara terkait infrastruktur digital, akan tetapi berbicara tentang SDM-nya.

“Kalau SDM-nya sudah siap dan paham yang jadi tuntutan dan kebutuhan, maka mudah sekali bagi pemerintah memasukkan infrastruktur digital,” ujarnya.

Ia berpesan kepada para mahasiswa agar bisa meningkatkan kualitas diri dengan baik, agar tuntutan dan kebutuhan SDM yang handal itu bisa disiapkan.

“Kalau bukan kalian yang siapkan diri kalian, siapa lagi. Kampus sebagai lembaga pendidikan hanya mengajarkan. Tapi implementasi kembali kepada diri kita. Kalau tidak, kita akan sulit memberikan perubahan yang nyata. Hari ini masalah kita adalah human resource. Kalau itu tidak disiapkan hari ini, kita akan terus kewalahan,” ungkapnya.

Di samping itu, tambahnya, bonus demografi yang sedemikian lebar, membuka peluang pengangguran yang semakin lebar pula. Jika mahasiswa baru tidak mampu menyiapkan diri dengan baik, maka mereka akan kena imbas negatif dari bonus demografi.

Dia juga berpesan kepada para mahasiswa baru, harus serius dalam urusan kuliah. Jangan justru lebih aktif di organisasi.

“Bukan berarti tidak boleh. Boleh saja, karena itu dalam membangun kapasitas karakter diri. Tapi jangan lari dari fokus kita kuliah,” tutupnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay