PALU – Dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 66 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Palu menempati urutan pertama inflasi tertinggi di kawasan Sulampua dan urutan ke-17 secara nasional.
Kepala BPS Kota Palu GA. Nasser Senin (2/11) mengatakan, kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok transportasi (1,82 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,80 persen) kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,42 persen), kelompok pendidikan (0,12 persen), serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,10 persen).
Sementara penurunan indeks harga terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,22 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; kelompok kesehatan; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks harga pada bulan Oktober 2020.
“Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,41 persen yang dipengaruhi
oleh kenaikan indeks harga pada kelompok transportasi 1,82 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,80 persen kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,42 persen, kelompok pendidikan 0,12 persen, serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah
tangga 0,10 persen,” jelas GA.Naser.
Sementara, untuk Inflasi tingkat nasional tertinggi terjadi di kota Sibolga sebesar 1,04 persen dan terendah di DKI Jakarta, Cirebon, Bekasi dan Jember sebesar 0,01 persen. Dan deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,81 persen dan terendah di Surabaya sebesar 0,02 persen.
Kontributor: Irma
Editor: Nanang