Perkawinan Putra Raja Bajak Laut

Kisah pelaut itu bukan saja menyedihkan dan tragis, tapi sekaligus diwarnai pergulatan yang lucu di tengah masyarakat yang masih sangat polos ketika itu. Dari kisah itu pula diceritakan ada seorang tokoh berpengaruh dan sangat dihormati, akrab disapa Tuan Haji, namanya Haji Omar.

Ketika seorang raja yang juga bajak laut dari Mindanau, Filipina dengan nama Raja Tomba datang ke Donggala dengan maksud melamar putri Raja Tooa di Donggala, maka Tuan Haji itulah yang menjadi salah satu mengrus perkawinan. Ternyata antara Raja dari Mindanao dan Tuan Haji itu sudah saling kenal sewaktu pergi ke Mindanao.

Sebutan raja Tooa (berarti raja yang tua, David tidak menyebut nama sebenarnya raja itu). Kecuali putra raja tooa disebutnya Arvo pada saat itu kekuasaan telah dilimpahkan padanya sebagai raja muda Donggala).

Kesaksian Woodard dalam prosesi pelamaran hingga perkawinan antara putra raja dari Mindanao dengan putri Raja Donggala itu sangat menarik disimak, di situ digambarkan suasana yang sangat dramatis sekaligus syarat dengan nilai-nilai kultur orang Donggala ketika itu sangat kental. Imajinasi pembaca dapat merasakan betapa mewahnya pesta anak raja  ketika itu.

Dalam prosesi kedatangan putra Mindanao itu saja dilakukan secara teatrikal dengan pertempuran palsu dikawal 20 awak kapal bersenjata lengkap yang kemudian disambut pula 30 orang bersenjata dengan perisai lengkap hingga rombongan menuju gerbang kota.