PARIMO – Komoditas kelapa di Parigi Moutong (Parimo) belum mendapat perhatian dari investor kelapa untuk melakukan investasi di wilayah itu.
Meskipun dikenal sebagai wilayah dengan sebaran pohon kelapa terbanyak di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kepala Bidang Industri Hasil Hutan, Kerajinan, Logam, Mesin dan Aneka Alat Angkut di Disperindag Parimo, Narjan Djibran, ST mengatakan, sejauh ini para investor sudah melirik wilayah ini untuk berinvestasi di Kabupaten Parimo.

“Para investor sudah melirik potensi komoditas kelapa di Parimo meskipun belum ada yang berinvestasi,” ungkapnya saat ditemui Jum’at (23/05)

Ia mengaku, Salah satu kendala yang dihadapi belum beroperasinya Sikim Kelapa Terpadu di Desa Avulua, Kecamatan Parigi Utara sebagai sentra produksi hasil komuditi kelapa.

“Untuk pengoperasian Sikim Kelapa Terpadu, kami harus berkonsultasi terlebih dahulu ke kementerian terkait. Hal itu berkaitan dengan siapa yang layak untuk mengelola Sikim Kelapa Terpadu, apakah UPTD, koperasi atau BUMDes,” jelasnya.

Ia menjelaskan, saat ini di wilayah Parimo masih terdapat pelaku usaha yang membeli hasil komoditi kelapa dan kemudian dijual secara langsung.

Sehingga ini menjadi salah satu penyebab belum masuknya investor kelapa di Parimo.

“Mereka membeli kelapa dari petani, lalu dikupas menggunakan metode kupas babi. Kemudian mereka jual secara langsung kelapa hasil kupas babi itu,” jelasnya.

Sejauh ini, Disperindag Parimo merangcang Peraturan Bupati (Perbup) terkait proses jual beli hasil komoditi kelapa. Tujuannya, agar mengatur proses penjualan hasil komoditi dalam jumlah besar.

Ia menambahkan, produksi hasil komoditi kelapa dapat berjalan dengan baik. Misalnya, hasil komoditi kelapa diolah menjadi nata de coco atau briket.

“Kabupaten Parimo memiliki sangat banyak potensi komoditi kelapa yang dapat diolah menjadi sebuah produk, yang bernilai jual beli tinggi,” pungkasnya.

Reporter: Mawan
Editor : Yamin