PARIMO – Sarana irigasi di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dinilai masih memadai untuk mendukung kegiatan pertanian di wilayah itu.
Pemerintahan setempat lebih memprioritaskan pemeliharaan infrastruktur tersebut agar terjaga.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Parimo, I Nyoman Adi, mengatakan, sarana irigasi yang dibawah kewenangan Pemkab setempat, sebagian besar dimanfaatkan petani untuk pengairan lahan, sehingga dalam pemeliharaan maupun rehabilitasi perlu mempertimbangkan kualitas konstruksi.
“PU sangat mendukung upaya peningkatan hasil produksi pertanian, karena kabupaten ini merupakan salah satu daerah di Sulteng yang menjadi sentra penghasil sejumlah komoditas, khususnya pada subsektor tanaman pangan padi dan jagung,” jelasnya, Ahad (13/06)
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya tengah mengusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk penambahan anggaran rehabilitasi sejumlah irigasi.
Ia menuturkan, meski Parimo menjadi wilayah terdampak gempa 28 September 2018 lalu yang merusak sejumlah infrastruktur, termasuk sarana irigasi, namun hal itu tidak berpengaruh signifikan terhadap kegiatan pertanian.
Kata dia, infratruktur pengairan di Parimo ditangani tiga tingkat pemerintahan, yakni pemerintah pusat, Pemprov Sulteng dan Pemkab setempat sehingga dalam pemeliharaannya lebih muda.
“Saat ini kami sedang menyusun perencanaan dan diproyeksikan tahun 2022 diusulkan rehabilitasi irigasi di Kecamatan Palasa, karena permukaan intek mengalami penurunan,” jelasnya.
Ia menambahkan, selain irigasi pihaknya juga tetap memperhatikan jalan kantong produksi pertanian. Hanya saja penanganan tidak dilakukan secara merata, mengingat keterbatasan anggaran karena masih dalam situasi pandemi COVID-19.
“Kami memprioritaskan wilayah-wilayah yang memang belum tertangani, karena jalan-jalan kantong produksi ini bagian dari sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian,” tutupnya.
Reporter : Mawan
Editor : Rifay