MOROWALI – Kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Morowali antara Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Morowali dengan Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) telah memasuki akhir termin ketiga.
Dari hasil kerja sama itu, capaian vaksinasi untuk dosis I sebesar 104 persen, dosis II sebesar 87,2 persen dan dosis III atau booster sudah mencapai 11,3 persen.
Sementara capaian vaksinasi dosis keempat atau booster kedua khusus kepada tenaga kesehatan (nakes), sejauh ini sudah di kisaran 0,03 persen.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Morowali, Dr. Marice, S.Sos., M.Kes, mengatakan, kerja sama dengan BIN masih tetap berlanjut dan berjalan lancar. Saat ini, kata dia, tahapannya akan memaskuki akhir termin ketiga.
“Sasaran vaksinasi kita masih tetap sama kepada masyarakat umum dan juga kepada tenaga kesehatan (nakes) untuk dosis IV atau booster kedua,” ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat setempat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan tetap mau melengkapi dosis vaksinnya sampai booster.
Ia mengaku bersyukur karena antusias masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinnya juga sudah mulai membaik, menyusul adanya persyaratan administrasi perjalanan yang berkaitan dengan vaksinasi.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk vaksinasi booster kedua kepada tenaga kesehatan (nakes), saat ini pihaknya masih terkendala karena adanya jarak dari booster pertama ke booster kedua selama enam bulan.
“Sehingga capaiannya juga belum tinggi, karena ada sebagian nakes yang belum sampai enam bulan dari booster pertama,” jelasnya.
Tidak seperti daerah lain, Dinkes Morowali sendiri mengaku tidak mengalami kendala dalam hal ketersediaan stok vaksin jenis Pfizer.
“Jadi untuk sementara masih aman, karena kita selalu memperkirakan kebutuhan. Ketika mendekati habis dan bisa berakibat terputusnya pelayanan vaksinasi, maka kami langsung meminta ke pihak provinsi, sehingga sebelum kosong vaksinnya sudah ada kembali. Permintaan juga tidak banyak-banyak, kita sesuaikan dengan kebutuhan,” jelasnya.
Terkait akses ke wilayah kepulauan, lanjut dia, sejauh ini tidak ada kendala yang berarti. Namun, kata dia, beda dengan kondisi di daratan, akses ke wilayah kepulauan juga harus menyesuaikan dengan kondisi alam, mengingat harus menyeberang lautan.
“Kalau lagi musim ombak seperti sekarang ini memang agak susah. Tapi kalau kendala yang lain tidak ada. Kalau dari masyarakat sendiri, jika memang nantinya sudah resmi aturan perjalanan bahwa tidak perlu antigen lagi dan cukup dengan booster, pastinya pencapaian targetnya juga semakin baik,” harapnya.
Sebelumnya, Dr. Marice mengatakan bahwa kerja sama dengan BIN sudah membuahkan hasil. Pencapaian target, khususnya untuk dosis satu dan dua juga sudah melampaui dari yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Booster untuk Morowali sudah mulai terlihat peningkatannya. Masyarakat sudah banyak mengunjungi tempat-tempat pelayanan kesehatan. Intinya kita selalu memberikan pelayanan berkualitas dalam rangka pembentukan kekebalan tubuh kepada masyarakat,” katanya.
Menurutnya, khusus dosis satu capaiannya sudah di atas 100 persen karena memang ada penambahan sasaran yang divaksin. Untuk itu, sampai saat ini pihaknya masih tetap membuka pelayanan bagi masyarakat yang ingin divaksin dosis satu atau dua.
“Insya Allah booster untuk masyarakat umum pencapaiannya terus bertambah karena kita juga sama-sama ingin mewujudkan kekebalan tubuh masyarakat dari serangan virus ini,” ujarnya.
Untuk memaksimalkan pelayanan, pihaknya juga masih tetap melibatkan sejumlah puskesmas yang ada di wilayah Morowali, yakni Puskesmas Lantula Jaya, Wosu, Bahonsuai, Bungku Tengah, Bahomotefe dan Puskesmas Bahodopi.
Untuk mencapai target booster dan terbentuknya herd immunity, Dinkes Morowali bersama BIN juga terus memberikan imbauan, edukasi dan pengertian kepada masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinnya sampai ke booster. *