PALU – Prosentase angka kemiskinan jika dilihat dari wilayah provinsi Sulawesi, Sulawesi Tengah berada pada urutan ke dua. Dalam prosentase itu, Provinsi Gorontalo peringkat pertama capai 15,42 persen, Sulteng berada di peringkat ke dua 12,33 persen. Disusul Sulawesi Sulbar di peringkat ke 3 capai 11,75 persen, Sulawesi Tenggara 11,17, Provinsi Sulsel 8,63 dan Sulut 7,28 persen.

“Jika melihat dari peningkatan tingkat kemiskinan ada tiga Provinsi yang mengalami Peningkatan Gorontalo, Sulteng dan Sulsel , Sementara Provinsi Sulbar, Sultenggara dan Sulut mengalami penurunan. Tiga Provinsi di Sulawesi ini meningkat tingkat kemiskinan apakah karena saling mengapit dari kiri dan kanan Sulteng di tengah tengah terapit sehingga sama sama mengalami peningkatan ataukah karena kita saudara sehingga angka kemiskinan harus naik sama- sama di periode ini,” ujar Kepala Bidang Statistisi Madya BPS Provinsi Sulteng Ir. Jefrie Wahido,dalam siaran pers BPS Provinsi Sulteng melalui channel YouTubenya Senin 18/7.

Sementara kenaikan tingkat kemiskinan jika dilihat secara Nasional, untuk wilayah se Indonesia bulan Maret 2022 Sulteng mengalami kenaikan peringkat di mana pada September 2021 di peringkat 10, Maret 2022 naik hingga ke peringkat 9.

Garis Kemiskinan pada Maret 2022 tercatat sebesar Rp530.251 per kapita per bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp404.034 (76,20 persen), dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp126.217 (23,80 persen).

Persentase penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 12,33 persen, meningkat sebesar 0,15 persen poin terhadap September 2021 (12,18 persen), dan menurun 0,67 persen poin terhadap Maret 2021. Garis kemiskinan itu dipicu oleh faktor makanan dan non makanan.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2021 sebesar 8,82 persen, naik menjadi 9,03 persen pada Maret 2022. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2021 sebesar 13,71 persen, naik menjadi 13,87 persen pada Maret 2022.

Di banding September 2021, jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 di daerah perkotaan naik sebanyak 3,59 ribu orang, dari 86,67 ribu orang pada September 2021 menjadi 90,26 ribu orang pada Maret 2022.

Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan naik sebanyak 3,55 ribu orang. Dari 294,54 ribu orang pada September 2021 menjadi 298,09 ribu orang pada Maret 2022.

Untuk faktor makanan garis kemiskinan dipengaruhi oleh beras yang tertinggi kemudian disusul oleh rokok kretek, ikan cakalang dan gula pasir,untuk non makanan perumahan, pengangguran, listrik dan pendidikan.

Reporter: IRMA
Editor: NANANG