DONGGALA – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Donggala menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang penguatan deteksi dini konflik sosial berdimensi agama, Kamis (18/07).

FGD ini dihadiri dari 18 peserta perwakilan organisasi keagamaan, pengurus mmam masjid Kabupaten Donggala, dan perwakilan Kepala Urusan Agama (KUA), serta dan insan pers.

Kegiatan FGD penguatan deteksi dini konflik sosial berbasis agama ini, secara nasional di bagi tiga zona. Kabupaten Donggala masuk dalam zona tiga bersama Kalimantan.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Donggala, Haerollah Muh. Arief, menekankan pentingnya melakukan deteksi dini untuk mengindentifikasi potensi konflik berdimensi agama.

“Dengan adanya FGD ini, maka kita bisa menimalisir, mengurangi adanya konflik interen beragama khususnya di wilayah kabupaten Donggala,” ujarnya.

Menurut Harollah, kerukunan umat beragama di Donggala dalam satu dekade ini berlangsung damai karena memiliki pemahaman yang sama, bahwa kerukunan itu adalah hal sangat penting membangun sebuah daerah.

Sehingga, lanjut dia, belum ada terjadi konflik-konflik bernuansa agama maupun konflik sosial di kabupaten Donggala.

“Sejauh ini belum ada konflik bernuansa agama. Periode pemerintahan saat ini, bagaimana menjadikan Donggala beriman dan bertaqwa, seperti itu,” ucapnya.

Ia berharap, dengan adanya FGD ini konflik interen keagaaman tidak terjadi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa konflik antar agama itu tidak perlu dan harus dihindari.

“Dengan adanya kegiatan ini pemahaman ormas-ormas di Donggala ini menjadi utuh dan komprehensif dalam pemahaman keagamaan,” pungkasnya. JALU