PARIMO – Pemerintahan Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), menggelar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 dengan mengusung tema “Toleransi dan Kearifan Lokal.” Perayaan ini menjadi momen penting bagi Kecamatan Torue, yang dikenal dengan keragaman budaya dan tradisi di wilayahnya.
Camat Torue, Niluh Elisabet, SE, menjelaskan bahwa perayaan kali ini tidak hanya merayakan kemerdekaan, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan kearifan lokal.
“Hari kemerdekaan ini menjadi catatan penting bagi kami masyarakat di Torue. Toleransi dibangun atas dasar kesadaran bersama dan saling menjaga, merawat kearifan lokal dalam bingkai NKRI,” ungkap Niluh Elisabet, Rabu (14/08).
Kecamatan Torue, yang terdiri dari tujuh desa, dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku seperti Kaili, Bali, Bugis, Jawa, Gorontalo, dan lainnya, yang hidup berdampingan dengan harmonis. Setiap permasalahan yang muncul di tengah masyarakat segera ditangani oleh Pemerintah Kecamatan, Desa, dan tokoh masyarakat agar tidak berlarut-larut, menjadikan Kecamatan Torue sebagai wilayah yang dinamis dan toleran.
Sebagai anak daerah yang telah lama tinggal di wilayah tersebut, Niluh Elisabet merasa memiliki tugas mulia untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai toleransi serta kearifan lokal di Torue. Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI, berbagai kegiatan akan diselenggarakan untuk menyemarakkan hari bersejarah ini.
Upacara peringatan HUT RI di Kecamatan Torue akan menjadi sorotan utama, di mana para kepala desa dan Aparatur Sipil Negara (ASN) akan mengenakan baju adat masing-masing sebagai bentuk penghormatan dan komitmen untuk menjaga kearifan lokal. Selain itu, akan ada kegiatan gerak jalan, kirab budaya, dan berbagai lomba yang melibatkan sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Torue. Kemeriahan acara juga akan diwarnai oleh penampilan drum band dari SMA Negeri Torue.
“Dengan berbagai kegiatan ini, kami berharap dapat mempererat persatuan dan kesatuan di antara masyarakat serta menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya dan tradisi lokal,” pungkas Niluh Elisabet.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin