POSO – Film karya anak Poso berjudul “Sekandung Badan” merupakan karya dari Komunitas Kayu Hitam Productions, yang bertujuan menyampaikan pesan toleransi.
Film tersebut telah launching saat kegiatan Kemping Padusatu di lokasi hutan pinus Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso, Sulteng, Jumat (9/8) malam.
Kemping Padusatu event yang digelar Institut Mosintuwu bekerjasama dengan Jisra itu, berlangsung selama tiga hari 8 hingga 10 Agustus 2024.
Proses produksi film ini dimulai sebulan setelah Institut Mosintuwu mengusulkan ide penggarapan film yang mengangkat tema toleransi, budaya dan lingkungan.
Saifullah Mectha Ketua Kayu Hitam Productions sekaligus Sutradara menyampaikan, setelah melalui diskusi dan pemilihan cerita memutuskan untuk mengangkat budaya masyarakat Poso.
Film berjudul Sekandung Badan ini bercerita tentang hubungan dua saudara beda agama yaitu Islam dan Kristen yang menjadi canggung pasca konflik melanda Kabupaten Poso beberapa tahun silam.
Meski konflik sudah usai, namun hubungan sosial belum kembali terajut utuh, perbedaan agama masih menjadi isu sensitif.
“Kondisi inilah yang menjadi cerita dalam perfilman Sekandung Badan,” paparnya.
Salah satu contoh yang disampaikan di film ini yaitu budaya Pasiar atau kunjungan silaturahmi saat perayaan Natal dan Idul Fitri.
Pasiar masih menjadi hal yang tabuh, padahal bagian dari bentuk silaturahmi dan toleransi antar umat beragama.
Menurut Ipul sapaan akrab sang sutradara, bahwa budaya Pasiar sangat mencerminkan nilai toleransi yang kuat di Poso.
“Silaturahmi atau pasiar saat Lebaran atau Natal kami anggap memiliki nilai toleransi yang tinggi di kalangan masyarakat baik umat Islam maupun Nasrani,” tuturnya.
Film ini melibatkan teman-teman dari komunitas Anak Muda Poso sebagai pemeran, tanpa melalui proses casting formal. Pemilihan pemain dilakukan berdasarkan naluri dan kedekatan personal.
Salah satu pemeran, Dewi yang aktif di komunitas diajak untuk berperan dalam film Sekandung Badan. Kata Dewi, komunitas Kayu Hitam membantu para pemeran mengembangkan kemampuan akting.
“Saya diajak berperan karena keterlibatan aktif di komunitas. Pengalaman ini memberikan banyak pelajaran bagi saya dalam berakting,” katanya.
Lius pemeran lain dalam film ini juga mengungkapkan, bahwa keterlibatannya dalam film Sekandung Badan memberikan pengalaman baru.
“Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya, pertama kali menjadi aktor dalam sebuah film,” ujarnya.
Brony salah satu warga Tentena yang ikut menyaksikan pemutaran film Sekandung Badan berharap, pesan toleransi yang tergambar dalam film Sekandung Badan bisa dirasakan seterusnya di kehidupan masyarakat Poso.
Reporter : Ishaq Hakim
Editor : Yamin