PALU – Komisi Pemilihan Umun (KPU) Kota Palu, menggelar seminar demokrasi untuk menyamakan persepsi terkait integritas untuk tercipta pemilihan berkualitas, di Salah satu hotel di Kota Palu, Rabu (25/11).

Seminar tersebut mengangkat tema ‘Menjaga Integritas dalam Berdemokrasi pada Era New Normal Pemilihan Serentak Tahun 2020’. Dengan menghadirkan narasumber akdemisi Univeristas Tadulako (Untad), Iran waris dan Slamet Riyadi Cante.

Dikesempatan itu, Ketua KPU Kota Palu, Agussalim Wahid menyampaikan, sejauh ini hanya penyelenggara yang menjadi sorotan terkait dengan integritas. Padahal menurut dia, pemilih juga harus berintegritas untuk menciptakan Pemilu yang berkualitas.

Kata Agus, menciptakan demokrasi berkualitas di era new normal dimasa pandemi, merupakan tantangan berat bagi penyelenggara. Yang melarang terjadinya kerumunan masyarakat. Sementara, disatu sisi KPU sangat dituntut untuk meningkatkan partisipasi pemilih.

“Karena semua tahapan dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19, termasuk kerumuman tidak boleh dilakukan. Tetapi harus tetap menciptakan demokrasi yang berintegritas dan berkualitas,” katanya.

Dipenghujung, Agussalim mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyampaikan kepada masyarakat agar tidak khawatir menyalurkan hak suara dan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) di hari pemilihan tanggal 9 Desember 2020.

“Jika semua penyelenggara dan masyarakat bisa mempertahankan integritas, maka Pilkada yang berkualitas akan tercapai tidak hanya hasil tapi juga prosesnya. Marilah kita menjaga integritas dan independensi kita, agar kepercayaan publik bisa tinggi dalam Pilkada Tahun 2020 ini,” harapnya.

Dikesempatan yang sama, Irwan Waris menyampaikan, untuk menghasilkan Pilkada yang berintegritas, harus dimulai dari penyelenggara, peserta, pemerintah dan masyarakat.

“Dalam kondisi saat ini, semua pihak harus mematuhi protokol kesehatan dan tentunya tidak seperti Pilkada sebelumnya. Karena semua proses harus dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan dan ini adalah tantangan bagi kita semua,” ucapnya.

Sementara, Slamet Riyad mengatakan, pemilih berintegritas adalah pemilih yang aktif menegur jika ada hal yang tidak berkenan. Begitu juga pemerintah harus berintegritas, tidak boleh mendukung atau mengkampanyekan salah satu pasangan calon.

Slamet menjelaskan, demokrasi sesungguhnya, terciptanya persamaan hak dan berkeadilan, tidak seperti kondisi demokrasi di Indonesia saat ini yang beku.

Olehnya, dia mengajak masyarakat agar menyalurkan hak pilih dan melawan politik uang, untuk mencapai pemilihan yang berintegritas dan berkualitas. (YAMIN)