PALU- Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengklaim ketersedian stok pangan khususnya 11 komoditas pangan strategis jelang perayaan hari raya Idul Adha cukup tersedia.

Sebelas komoditas pangan strategis itu antara lain, beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan terakhir minyak goreng

Kepala Bidang (Kabid) Distribusi dan Cadangan Pangan Masyarakat, Dinas Tanaman Pangan Sulteng, Huriah Fatimah mengatakan, komoditas beras, untuk kebutuhan harian 976,58 ton, Harga pada sebelum hari H Rp10.265, pada hari H Rp10.272. Jagung untuk kebutuhan harian 103, 49 ton, harga pada sebelum hari H dan pada H tetap Rp9000. Bawang merah untuk kebutuhan harian 36,90 ton, harga pada sebelum hari H Rp67,727 dan hari H Rp69.091, bawang putih untuk kebutuhan harian 23,89 ton, harga pada sebelum hari H Rp34.818, pada hari H Rp37.091.

Selanjutnya kata dia, komoditas cabai besar untuk kebutuhan harian 81,20 ton, harga pada sebelum hari H Rp53,545, pada hari H Rp54,636, cabai rawit untuk kebutuhan harian 35,19 ton, harga pada sebelum hari H Rp86.364 pada hari H Rp85.000.

Kemudian, komoditas daging sapi/kerbau untuk kebutuhan harian 100,20 ton, harga pada sebelum hari H Rp132,727, pada hari H Rp126,364. Daging ayam ras untuk kebutuhan harian 122,49 ton, harga pada sebelum hari H Rp35,207 pada hari H Rp37.071.

Lebih jauh kata dia, komoditas telur ayam ras untuk kebutuhan harian 137, 92 ton, harga pada sebelum hari H Rp27,427 pada hari H Rp27,564. Gula pasir untuk kebutuhan harian 155,37 ton, harga pada sebelum hari H Rp15.500 pada hari H Rp15.773, minyak goreng untuk kebutuhan harian 136,53 ton, harga pada sebelum hari H Rp 27, 636 pada hari H Rp27,818.

Olehnya menurutnya, jelang Idul Adha ini pihaknya akan berupaya merangkul vendor untuk menggelar pasar murah.

“Biasanya pasar murah diadakan sebab adanya ketersediaan anggaran, tapi kali ini anggarannya tidak tersedia,” kata Huriah kepada MAL Online, Jum’at (1/7).

Tapi tambahnya, mereka akan mencoba melakukan lobi ke vendor-vendor, dengan harapan bisa memfasilitasi. Sebab pihaknya berprinsip menjual pangan, bukan seperti penjual di luar berbisnis.

Ia mencontohkan, misalnya mengambil satu barang harganya Rp.12,500 maka dijual di pasar murah Rp12 ribu, ada subsidi untuk stabilisasi guna menekan inflansi. (IKRAM)