“Jalan Tikus”, Rute Terlarang Meraup Rupiah di Masa Covid

oleh -
Sejumlah petugas memberhentikan kendaraan yang akan masuk ke Kota Palu di perbatasan,. (FOTO: DOK MAL)

Tak hanya motor, ternyata mereka juga bisa meloloskan mobil. Caranya dilakukan dengan hati-hati. Sebab, tak banyak orang di kampungnya yang mempunyai kendaraan roda empat, sehingga jika ada penduduk kampung yang keseringan membawa mobil, itu bisa mengundang kecurigaan.

Biasanya, jika ada mobil yang harus Ojan bawa melewati jalan pintas, maka lebih dulu dilakukan survei untuk memastikan posisi petugas.

Kecepatan kendaraan pun harus diatur, sehingga tidak memancing perhatian petugas. Tarifnya Rp60 ribu sekali jalan.

“Kalau selama ini, alhamdulillah selalu lolos,” katanya.

Ojan mengaku, ia tidak tiap hari menjadi joki motor. Ini untuk menghindari kecurigaan petugas jika setiap hari lalu lalang di jalan dengan kendaraan dan kawan berbeda.

BACA JUGA :  Ketua Umum PB Alkhairaat Resmi Lantik Kepala MA dan SMA Alkhairaat Pusat Palu

Kekhawatiran mereka sangat beralasan. Pasalnya, jalur pintas yang disebutnya jalan tikus, sangat dengan posko penjagaan.

Hanya berjarak sekitar lima meter dari petugas, Ojan sudah harus membelokan setir motor ke arah kanan melintasi jalan tikus. Memutar mengitari Kantor Camat Palu Utara, ke arah belakang Kantor Camat dan tembus ke jalan utama –depan Kantor Pegadaian sebagai tujuan terakhir.

Anca dan Ojan mengungkapkan, pada masa pagebluk Covid-19, ia banting setir menjadi tukang ojek dadakan. Karena perusahaan tempatnya bekerja, yakni pabrik pengolahan rotan di Kayumalue kini belum beroperasi.

BACA JUGA :  Program Rehab Rekon Pascabencana di Palu Dinyatakan Selesai

Untung yang didapat diakuinya tak seberapa. Sehari ia pernah mengantar 10 orang. Namun hari ini adalah antaran terbanyak yang ia dapat sejak pengetatan di perbatasan Tawaeli. Hasilnya dibagi dengan temannya masing-masing Rp150 ribu.

Biasanya, kata dia, penumpang akan membludak pada akhir pekan, Jumat, Sabtu dan Minggu cukup banyak. Namun saingan juga banyak.

Selain itu, ia tidak bisa sesering mengantar penumpang, khawatir penyamarannya terendus petugas.

Rekan Anca itu menyadari betul apa yang dilakukannya memang keliru. Namun tak ada pilihan lain, risiko terpapar virus ganas jika pelaku pengendara tersebut betul-betul reaktif, serta bayang-bayang jeruji jika tertangkap aparat, harus diambil.

BACA JUGA :  Terdakwa Sabu 15 Kilogram Dituntut Hukuman Mati

Sebab, si tulang punggung keluarga itu pun harus memastikan, dapur mereka tetap mengepul di hari esok. Susu formula untuk si buah hati juga harus dipastikan tersedia.

Reporter : Faldi
Editor : Rifay