PALU – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Amanat Nasional (PAN), Sigit Purnomo Said menanggapi secara tegas pernyataan sikap pengunduran diri yang dilakukan sejumlah ketua dan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PAN di Kota Palu.
DPC yang dimaksud, di antaranya adalah Ulujadi, Palu Utara, Palu Barat, Tatanga, dan Mantikulore.
“Berpartai itu pilihan, berpartai itu perjuangan, berpartai itu pengabdian, berpartai itu loyalitas, berpartai itu membangun persaudaraan dan yang paling utama tujuan berpartai itu adalah sebagai jembatan dari setiap kepribadian terhadap sebuah harapan demi terwujudnya cita-cita untuk memajukan dan menyejahterakan segenap anak bangsa melalui pola pikir yang terstruktur sistematis dan inovatif. Di luar dari situ atau keluar dari itu terserah. Silahkan kembali ke poin pertama bahwa berpartai itu adalah pilihan,” tegas Sigit.
Apapun warnanya, apapun slogannya, kata Wakil Wali Kota Palu itu, demi NKRI, maka kita adalah sama putra-putri Indonesia.
“Gak perlu repot-repot menghancurkan orang lain karena tidak ada yang kekal di dunia ini. Ga perlu repot-repot merusak citra dan nama saudara atau partai siapapun dan apapun karena apalah arti sebuah nama. Ga perlu repot-repot menjatuhkan seseorang karena toh semua ada masanya,” tambahnya.
Dia mengimbau kepada para ketua DPC untuk tidak membuang-buang waktu.
“Tentukan pilihanmu dan warnamu karena kesuksesanmu tidak sabar untuk menjemputmu. Partai itu bukan bis kota yang di dalamnya hanya duduk dan diantar ke tempat tujuan, partai itu bukan bank yang menghidupkan pengurusnya tapi pengurus yang menghidupkan organisasi itu sendiri. Salam hormat dari saya yang penuh dengan kekurangan. Mohon maaf lahir bathin. Bismillah,” tutupnya.
Diketahui, sejumlah ketua dan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Amanat Nasional (PAN) di Kota Palu, menyatakan akan mengundurkan diri dari partai tersebut, menyusul kekecewaan mereka terhadap sikap Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Sulteng, Ketua DPD PAN Kota Palu dan Wasekjen PAN.
“Wasekjend PAN dalam hal ini Pasha Ungu gagal sebagai wasekjend mengurus PAN di Sulteng, karena hanya mendengar beberapa orang elit partai. Tidak pernah mendengar suara-suara kader, bahkan orang-orang yang mendukungnya jadi wawali. Dia bahkan sempat mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada artinya kader-kader PAN kalau tidak ada wasekjend. Pernyataan yang sangat jumawa, mengeceawakan kami kader di bawah,” kata Ketua DPC PAN Kecamatan Ulujadi, Suryadi di hadapan wartawan, Senin (25/06).
Dia juga mengungkapkan sejumlah alasan lainnya, yakni Tamsil selaku Plt Ketua DPD PAN Kota Palu pengganti Irvan DJ Nouk dan Anggota DPRD Abu Mulyadi dan Ratna Agan lebih mementingkan kepentingan pribadi dari partai, tidak mampu melantik ratusan kader ranting kelurahan yang sudah dibentuk.
“Ketua wilayah Oskar Paudi yang arogan dan punya tujuan memecah belah PAN Kota Palu. Ambisi pribadi, tidak pernah mengenal PAN Kota Palu dan hanya mengenal kader baru yang notabene pindahan partai lain. Sejak ketua wilayah, sudah tiga ketua DPD tidak ada salah dinonaktifkan,” bebernya.
Dia menambahkan, tim verifikasi caleg juga tidak akomodatif terhadap kader murni, sehingga sudah ada beberapa yang keluar partai. (HAMID)