PALU – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah mencatat kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah ini tetap stabil dan menunjukkan pertumbuhan positif per 31 Januari 2025. Dengan likuiditas yang terjaga dan profil risiko yang terkendali, sektor perbankan, keuangan non-bank, dan pasar modal terus berkembang.

Kepala OJK Sulteng Bonny Hardiputra mengatakan, perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal di Sulawesi Tengah tumbuh positif seiring dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.

Perkembangan sektor perbankan pada 31 Januari 2025, seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy) dengan posisi aset perbankan tercatat sebesar Rp75,67 triliun atau tumbuh 16,76 persen (yoy), penyaluran kredit sebesar Rp60,77 triliun atau tumbuh 16,84 persen (yoy), dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp36,93 triliun atau tumbuh 16,20 persen (yoy).

“Kinerja intermediasi perbankan
terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 159,52 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali dengan non-performing loan 1,54 persen,” ujar Bonny Hardiputra, Kamis (20/3).

Ia mengatakan, kinerja perbankan syariah juga mengalami peningkatan dengan nilai aset sebesar Rp3,60 triliun, 16,13 persen (yoy). Pembiayaan syariah masih menunjukkan tren positif 14,23 persen (yoy) menjadi Rp3,13 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 10,36 persen (yoy) menjadi Rp2,13 triliun.

Komitmen perbankan untuk terus mendorong UMKM diwujudkan dalam peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM, pada 31 Januari 2025. Posisi penyaluran kredit kepada UMKM sebesar Rp17,66 triliun atau tumbuh 11,35 persen (yoy) dengan kualitas NPL yang masih terjaga sebesar 2,71persen atau masih di bawah threshold 5 persen.

Kemudian perkembangan sektor pembiayaan, dana pensiun, dan LPPBTI perkembangan IKNB di Sulawesi Tengah, 31 Januari 2025 juga menunjukkan kinerja positif.

Pada kinerja perusahaan pembiayaan di Sulawesi Tengah tumbuh positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp7,15 triliun meningkat 13,34 persen (yoy) dengan Non-Performing Financing yang masih terjaga di angka 1,89 persen.

Sektor dana pensiun juga menunjukkan pertumbuhan positif, tercermin dari total aset tumbuh 5,34 persen (yoy) menjadi Rp104,81 miliar dan total investasi meningkat 5,22 persen menjadi Rp102,54 miliar.

Dari sisi pembiayaan peer-to-peer lending, outstanding pinjaman tercatat sebesar Rp509,43 miliar meningkat 59,03 persen (yoy) dengan jumlah rekening penerima aktif sebanyak 159.167 rekening dengan tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian Pendanaan di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo (TWP90) berada pada angka 1,72 persen.

Di sektor pasar modal, pertumbuhan investor di Sulawesi Tengah juga terus
meningkat, tercatat per 31 Januari 2025 ini terdapat 153.481 rekening investasi
dengan pertumbuhan (yoy) mencapai 32,40 persen. Share terbesar masih didominasi rekening reksadana sebanyak 118.466 rekening atau 77,19 persen dari keseluruhan rekening investasi di Sulawesi Tengah.OJK terus memperkuat pengawasan dan perlindungan investor pasar modal, diantaranya melalui aplikasi OJK OSIDA PMDK (Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon) yang memanfaatkan Big Data Analytics Pasar Modal (BDA PM). Pada saat peluncuran di Februari 2025, BDA PM telah mencakup informasi mengenai Investor Profile dan clustering Perusahaan Efek (PE).

Reporter: Irma