Hilal di Sulteng Memenuhi Kriteria

oleh -
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas I Palu tengah melangsungkan ruqyatul hisab di gedung pemantauan Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat (01/04). (FOTO : media.alkhairaat.id/ Faldi).

Donggala – Menjelang penentuan 1 Syawal 1443 Hijriah, Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Tengah menegaskan hilal yang terpantau telah memenuhi kriteria dari menara ruqyahtul hisab, Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Ahad 1/5.

Kepala Tata Usaha (KTU) Kemenag Sulteng, Ma’sum Rumi, Minggu, mengatakan hasil ruqyatul hisab menunjukan permukaan hilal yang terlihat sebesar 0.24 persen dari total ke seluruh permukaan hilal.

“hilal yang kelihatan itu kecil sekali seperti hanya seutas benang saja dari total keseluruhan dan itu bisa dikatakan tidak terlihat, tapi itu sudah memenuhi kriteria,” kata Ma’sum.

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan serta perhitungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas I Palu, diketahui proses terpantaunya hilal terbilang singkat.

Terpantau, tinggi hilal mencapai 4 derajat 38 menit 33 detik dengan usia yang sudah 13 jam. Sedangkan elongasi hilal tercatat 5 derajat 32 menit, dan fraksi iluminasi atau proses tersinarinya hilal dari total keseluruhan permukaan hanya 0,25 persen.

“dan nanti hasil ini segera akan kami laporkan langsung ke Kementrian Agama RI, untuk dijadikan sebagai bahan sidang Isbat di Jakarta,” jelasnya.

Olehnya itu, lanjut Ma’sum, pihaknya mengimbau agar masyarakat senantiasa menunggu keputusan pemerintah melalui Kementrian Agama RI dalam sidang Isbat yang akan menentukan 1 Syawal 1443 Hijriah akan jatuh pada 2 atau 3 Mei 2022.

Ditempat yang sama, Kepala BMKG Stasiun Geofisika kelas I Palu, Jabar mengatakan cuaca pada pemantauan hilal di Sulteng berlangsung cerah.

“hari ini cuacanya sangat cerah dan sudah memudahkan kita dalam melakukan pemantauan,” kata Jabar.

Ia merinci posisi hilal saat konjungsi, Ahad, terbenamnya matahari pada ketinggian 18 derajat dengan waktu 18.06 wita, sedangkan bulan terbenamnya pada 18.22 wita.

Sehingga penampakan hilal yang berhasil dipantau dari menara Ruqyatul Hisab, Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, terbilang singkat.

“tapi sesungguhnya yang tersinari badan bulan itu sudah tertutup dalam waktu 10 menit garis horizontal, jadi sudah tidak keliatan atau cukup sulit teramati secara menyeluruh permukaan bulan, karena cahayanya kalah dengan cahaya matahari,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, pemantauan yang dilakukan BMKG Stasiun Geofisika kelas I Palu sudah menggunakan teknologi yang cukup canggih, yakni teropong astronomis.

“sudah cukup canggih alat kita ini, jadi secara otomatis teropong itu sudah mengikuti arah matahari dengan sendiri tanpa kita gerakan lagi,” tambahnya. (faldi)