Hadapi Banyak Kendala, Dinkes Poso-BIN Maksimalkan Pelayanan Vaksinasi Dosis Lengkap

oleh -
Kegiatan vaksinasi yang dikerjasamakan BIN dengan Dinkes di salah satu titik di Kabupaten Poso. (FOTO: IST)

POSO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Poso bersama Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terus memaksimalkan pelayanan vaksinasi guna menciptakan herd immunity 80 persen dosis lengkap.

Kerja sama Dinkes Poso dengan BIN telah berjalan sejak awal 2022 dan telah menyasar berbagai kalangan, termasuk yang berada di daerah terpencil atau pelosok di wilayah Kabupaten Poso.

Pengelola Program Imunisasi/Koordinator Vaksinasi, Dinkes Poso, Rudi Gunawan kepada media ini, Jumat kemarin, mengatakan, untuk kerja sama kali ini, pihaknya tidak melibatkan semua puskesmas, hanya dipilih wilayah tertentu saja yang memiliki banyak sasaran vaksin, untuk pencapaian target.

“Sebelumnya sempat dilibatkan semua puskesmas yaitu sebanyak 24, setelah dievaluasi karena ada beberapa kendala seperti tidak adanya signal di wilayah pelayanan, maka setelah itu kita kurangi lagi,” jelasnya.

Menurutnya, keberadaan BIN dalam kerja sama tersebut dirasakan sangat membantu kita. Dalam hal ini, kata dia, BIN berperan dalam penyediaan stok vaksin, dukungan anggaran untuk vaksinator dan distribusi vaksin atau penyediaan sarana pendukung yang lain.

Saat ini, kata dia, pihaknya tetap membuka pelayanan vaksin untuk semua dosis, dari 1 sampai 3 atau booster, walaupun untuk dosis 1 sendiri sudah mencapai 83 persen lebih.

“Hanya memang yang masih rendah itu capaian vaksin booster yang belum sampai 10 persen. Kalau dosis 2 sekitar 67 persen,” ujarnya.

Ia menambahkan, kerja sama vaksinasi dengan BIN sempat dilakukan di wilayah pedalaman Poso, seperti Doda, Napu. Hanya, saja kata dia, pihaknya menemui kendala di lapangan, di mana jaringan telekomunikasi yang tidak mendukung.

“Sementara kita membutuhkan signal untuk penggunaan Aplikasi Pcare. Itu juga yang menjadi kendalanya,” ungkapnya.

Selain dari sisi jaringan, kendala lainnya juga ada di aplikasi Pcare-nya itu sendiri. Walaupun jaringan telekomunikasi bagus, kata dia, tapi terkadang aplikasi sering eror, kemungkinan karena banyak yang menggunakan aplikasi.

Selain itu, lanjut dia, masih ada data sasaran yang tidak bisa diinput, karena kadang NIK-nya yang bermasalah atau sudah dipakai orang lain, sehingga terpaksa diarahkan ke Dukcapil dulu.

“Ada juga kendala yang mungkin sama dialami daerah lain, di mana masyarakat sudah mulai kurang antusias karena aturan untuk vaksinasi tidak diketatkan lagi seperti sebelumnya. Apalagi masyarakat juga melihat kasus covid yang sudah menurun,” katanya.

Sementara itu, untuk ketersediaan vaksin sendiri juga biasa bermasalah. Terkkadang kata dia, vaksin dari pusat yang dikirim ke daerah, masa expired-nya sangat mepet.

“Belum lagi kita harus ambil ke Palu dulu, lalu sampai di sini kita harus distribusikan lagi ke puskesmas, jadi masa expired-nya itu habis di jalan,” tutupnya.

Sebelumnya, Direktur Sulawesi Nusa Tenggara BIN, Brigjen TNI Ruddy Prasemilsa Mahks menyebutkan, program vaksinasi yang dilakukan BIN merupakan tindak lanjut dari perintah langsung Presiden kepada Kepala BIN RI dan Kemenkes RI.

Kata dia, ada empat titik lokasi vaksinasi massal di Kabupaten Poso yang dilakukan BIN Sulteng dan Dinkes, yaitu Kecamatan Pamona Barat, Pamona Utara Pamona Puselemba dan Poso Pesisir Utara.

“Untuk target capaian dalam sehari sebanyak 350 orang dan dilaksanakan selama 73 hari ke depan,” jelasnya.

Kegiatan vaksinasi itu, lanjut dia, difokuskan pada lokasi yang sulit terjangkau, terisolir, terpencil, tertinggal dan memiliki potensi sasaran yang cukup tinggi. *