PALU – Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura mengatakan, pemerintah provinsi sangat membutuhkan data update dari Badan Pusat Statistik, terkait dengan kemiskinan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sebab ke depan, konsentrasi program Pemrov, mengurangi angka stunting terkoordinasi dengan kemiskinan.
“Untuk program ini butuh data kondisi sosial ekonomi masyarakat yang akurat, guna dijadikan bahan perumusan program. Strategi pengurangan angka stunting terkoodinasi dengan angka kemiskinan,” ujarnya saat menerima para pimpinan Badan Pusar Statistik (BPS) Sulteng, di ruangannya, Selasa (16/8).
Gubernur juga menyampaikan bahwa sesuai data BPS tahun 2022, angka kemiskinan Sulteng dapat menurun 1 persen. “Hal ini kita syukuri dan pertumbuhan Pembangunan Sulawesi Tengah sebesar 11,9 persen,” ujarnya.
Selanjutnya yang menjadi konsentrasi gubernur adalah peningkatan fiskal daerah. Saat ini fiskal Sulteng sudah meningkat di angka 6 persen, dan juga akan terus meningkat seiring dengan adanya kontribusi pendapatan dari Perusda sebesar 120 M. Kemudian pada tahun 2023 direncanakan bisa memberikan kontribusi sebesar 150 M, dan terus akan diupayakan dengan melalui peran Perusda dalam pengelolaan potensi SDA di Sulteng,
“Kalau fiskal daerah ini kuat, pastilah kita bisa mempercepat pertumbuhan pembangunan yang memberikan dampak terhadap pengurangan angka kemiskinan,” kata Rusdy Mastura.
PLH Kepala BPS Sulawesi Tengah, Imron Taufik Musa mengatakan, tahun 2022 ini pihaknya tengah melakukan persiapan menghadapi sensus pertanian. Pada Tahun 2023 mendatang BPS akan melakukan sensus pertanian.
Tahun 2022 berbagai persiapan dilakukan, dan hasil Sensus tersebut akan diberikan update datanya kepada gubernur untuk bahan kebijakan gubernur di dalam peningkatan produksi hasil pertanian dan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Tengah.
“Sektor pertanian di Indonesia sangatlah penting, Sensus Pertanian harus dapat menjawab kebutuhan data pertanian baik di level nasional maupun level global,” kata Imron.
Sensus Pertanian akan dihelat pada Mei 2023 (ST2023). Sensus ini dirancang agar hasil yang diperoleh berstandar Internasional. Sensus Pertanian berstandar Internasional mengacu kepada program FAO yang dikenal dengan World Programme for the Census of Agriculture (WCA).
Reporter: IRMA
Editor: NANANG