PARIMO – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melaksanakan Festival Durian, yang dilaksanakan menjadi sarana promosi komoditas unggulan pertanian di daerah.
“Ini salah satu bentuk promosi keanekaragaman hasil pertanian Nusantara, sekaligus promosi pariwisata pada subsektor agrowisata,” kata Direktur Jendral (Dirjen) Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto saat menghadiri acara puncak festival durian di Kabupaten Parimo, Kamis (06/07).
Ia menjelaskan, buah durian salah satu komoditas potensial yang dapat membantu menggerakkan ekonomi masyarakat.
Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi pangan dan pertanian dunia, pangsa pasar durian internasional pada Tahun 2017 sekitar Rp24,6 triliun, tahun 2021 meningkat drastis menjadi Rp53,2 triliun atau sekitar 266 persen.
“Peluang pasar ini perlu dimanfaatkan dengan baik, kami berharap ada produk nasional merajai pasar ekspor,” ujarnya.
Ia mengemukakan, ekspor durian frozen atau durian beku nasional sejak Januari hingga April 2023 mencapai 443 ton dengan nilai sekitar Rp50 miliar, dan sebagain besar disumbang dari Kabupaten Parigi Moutong.
Oleh karena itu, lewat festival ini petani semakin bergairah menanam durian dan berinovasi guna menciptakan produk-produk unggulan daerah.
“Di momen ini juga, petani langsung berhubungan dengan pelaku usaha, maupun investor,” ucap Prihasto.
Parigi Moutong memiliki luas potensi lahan pertanian durian 3.833 hektare, dengan sekitar 210.368 pohon dan jumlah produksi kurang lebih 305.419 ton per tahun.
Ia juga mengajak petani melindungi sumber daya genetik terhadap pohon durian yang berusia 100 tahun ke atas, karena usia sematang itu sumber daya genetiknya sudah stabil dan sangat potensial dikembangkan.
“Tujuan menjaga sumber daya genetik pohon durian untuk mempertahankan jenis sebagai indentitas varian sebagai produk khas nasional,” kata Prihasto menuturkan.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin