Fenomena Corona, Ketua MUI Palu: Virus Itu Makhluk Tuhan, Pasti Ada Obatnya

oleh -
Ketua MUI Kota Palu Prof. Dr. H. Zainal Abidin

PALU – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu Prof. Dr. H. Zainal Abidin, meyakini ada hikmah dibalik kejadian mewabahnya virus corona atau Novel Coronavirus (2019-nCoV) di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.

Peristiwa memilukan itu dinilai bisa memberi dorongan bagi umat manusia untuk melakukan kajian keilmuwan.

“Kita prihatin dengan adanya virus korona. Apalagi sudah merengut ratusan lebih korban, bahkan yang terinfeksi sudah mencapai belasan ribu. Tentu kita berharap ada pelajaran berarti dari peristiwa ini,” ungkap Zainal kepada MAL, Selasa (04/02).

Menurutnya, ada beberapa pendekatan dalam menyikapi mendunianya virus tersebut. Dari sisi agama Islam, kata dia, ada yang namanya azab, musibah atau ujian. Penyebaran virus ini bisa dikategorikan ke dalam tiga prespektif itu.

BACA JUGA :  Gubernur Sudah Siapkan Surat Edaran Netralitas ASN

Kata dia, azab itu erat kaitannya dengan Tuhan ingin menghukum hamba-Nya. Berbeda dengan bencana, yang merupakan keinginan Tuhan untuk menguji keimanan hamba-hambaNya.

“Dalam prespektif agama, bisa karena azab. Azab itu karena kesombongan dan kesalahan manusia. Kalau ujian, tidak ada kesalahan manusia, tetapi Tuhan hanya ingin menguji, apakah masih beriman atau tidak,” terangnya.

Lanjut dia, menyebarnya virus korona bisa jadi karena kesalahan manusia. Namun manusia juga tidak bisa memastikan karena tidak ada informasi dari Tuhan bahwa virus corona ini adalah azab.

“Bisa juga dilihat sebagai ujian. Artinya, ada upaya kita meningkatkan kualitas pengetahuan untuk melawan virus, bagaimana bisa menemukan ilmu baru dalam bidang kesehatan, bagaimana ilmuwan bisa menghasilkan pemikiran,” tambahnya.

BACA JUGA :  Mau Kerja di Jepang? Pemkot Palu Siapkan Kuota 70 Orang

Terkadang, kata dia, disebut azab karena karakter manusia yang pasrah dan menerima tanpa ada upaya untuk mencari jalan keluar. Lain halnya dengan ujian. Dari ujian, lanjut dia, ada upaya peningkatan keimanan dan prestasi dari sisi pengetahuan. Makanya, ia condong atau dominan menilai kejadian korona itu sebagai ujian dari Tuhan.

“Artinya kita harus mencari jalan keluar. Virus itu makhluk Tuhan, dan setiap virus pasti ada obatnya,” pungkasnya.

Diketahui, per 4 Februari 2020 pagi, korban tewas akibat wabah virus corona terus bertambah. Total kematian yang diakibatkan virus mematikan itu telah mencapai 425 orang.

BACA JUGA :  Program Asuransi Ketenagakerjaan Perkuat Posisi Ahmad Ali- Abdul Karim Aljufri di Tolitoli

Pihak berwenang di Provinsi Hubei sebagai daerah endemik virus corona, melaporkan, ada 64 kematian baru. Sementara sehari sebelumnya (Senin), total korban tewas adalah 361 orang, sebagaimana yang dikutip dari Channel News Asia.

Dalam pembaruan hariannya, angka-angka dari komisi kesehatan di Hubei juga menunjukkan peningkatan tajam dalam infeksi yang dikonfirmasi telah mencapai 2.345 kasus baru.

Jumlah korban terinveski secara nasional di Cina telah menembus 19.550 kasus, demikian pernyataan pemerintah pusat di Cina.

Namun kabar baiknya, jumlah pasien yang sembuh dari virus itu ternyata lebih banyak daripada yang meninggal.

Berdasarkan peta Gis and Data, Senin (03/02) petang, pasien sembuh sudah menembus 500 orang. Mayoritas yang sembuh berasal dari Provinsi Hubei. (NANANG IP)