PALU – Mantan Tenaga Ahli (TA) Gubernur Sulteng era pemerintahan Rusdy Matura, Erwin Bulukumba menduga ada keterlibatan aktor di balik pertambangan emas rakyat di Buranga dan Kayu Boko, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Erwin menengarai ada pihak-pihak  bermain mengatasnamakan masyarakat untuk meraup keuntungan besar di dua lokasi pertambangan emas tersebut.

“Ada aktor berperan sangat krusial dalam pertambangan emas ini, tetapi tidak melibatkan rakyat secara penuh sebagai pemilik lahan. Bahkan, ada dugaan oknum inilah yang mengakomodir pembentukan 27 koperasi usaha rakyat dengan menunjuk satu konsultan UPL dan UKL yang saat ini masih diproses di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulteng,” kata Erwin, baru-baru ini di Palu.

Erwin menambahkan, pertambangan rakyat di Parigi Moutong kini dipenuhi ‘pemain impor’ atau pihak luar Sulawesi Tengah. Sementara masyarakat setempat justru menjadi penonton, meskipun mereka memiliki modal dan lahan.

“Saya yakin dan percaya, ditetapkannya wilayah pertambangan rakyat (WPR) di Parigi Moutong oleh Kementerian ESDM, tentu ada yang mengurusnya. Pastinya, ada pihak  punya kepentingan dan  mengambil keuntungan besar dengan mengabaikan hak-hak rakyat,” tegasnya.

Untuk itu, Erwin mengingatkan agar tidak ada pihak mengatasnamakan masyarakat sebagai tameng, sementara di baliknya ada pemodal dan penguasa  seenaknya membagi-bagi lahan rakyat atas nama koperasi.

“Jika ini tidak diurus dengan baik, pertambangan rakyat di Parigi Moutong bisa menjadi bom waktu memicu konflik kepentingan antar kelompok,” ujarnya.

Erwin mengatakan, terus memantau pergerakan aktor  diduga memainkan peran dalam pertambangan tersebut. “Aktor ini adalah orang yang paham kondisi Sulteng dan menetap di sini. Ia sering bolak-balik Jakarta-Palu,”katanya.

Olehnya, Erwin meminta Dinas Lingkungan Hidup, Dinas ESDM, serta Dinas Penanaman Modal dan PTSP agar berhati-hati dalam menerbitkan izin pendukung terkait pertambangan emas di Parigi Moutong.

“Karena di dinas-dinas ini rawan terjadi transaksi kepentingan antara oknum dengan pelaku usaha,” katanya.

Erwin berharap Sulawesi Tengah tidak menjadi ladang eksploitasi oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

“Kami khawatir daerah ini dikuasai oleh segelintir orang. Sumber daya Sulteng harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakat, bukan hanya untuk kelompok tertentu,” kata Erwin.

REPORTER :**/IKRAM