PALU – Wali Kota Palu, Hidayat angkat bicara menanggapi tudingan seseorang di media social (medsos) berinisial MS yang menyatakan bahwa dirinya tidak pro nelayan bahkan menolak bantuan mesin katinting dan bantuan tabung gas yang merupakan peralihan dari premium.
“Bukan saya melarang bantuan itu. Kalau mau bantu silahkan, tetapi kita pertimbangkan dan kaji terlebih dahulu apa benar di kemudian hari tidak masalah kalau kita subtitusi atau alihkan dari premium ke gas,” terangnya, Selasa (11/09).
Mengingat situasi di Kota Palu saat ini yang tengah terjadi kelangkaan gas, lanjut dia, sehingga pihaknya tidak bisa menerima begitu saja proyek dari pusat, tanpa melalui kajian sesuai kebutuhan masyarakat Kota Palu.
Menurut Hidayat, dirinya hanya menjaga agar bantuan tersebut tidak mubazir, manakala tidak memiliki nilai manfaat bagi masyarakat.
“Justru saya senang kalau dibantu, tapi kita lihat dulu apa bantuan itu tidak akan membuat masyarakat mengeluh di kemudian hari yang sasarannya kembali ke Pemkot juga,” tambahnya.
Kemungkinan, kata dia, di pusat sudah terlalu banyak anggaran, sehingga dibuatlah program agar dana ini bisa tersalurkan ke masyarakat.
Dia mencontohkan bantuan lainnya yang dianggapnya mubazir, seperti pembangunan sejumlah pasar di Palu.
“Lihatlah kondisi Pasar Talise, Pasar Silae, Pasar Tavanjuka, Pasar Buluri dan Pasar Mamboro. Semua tidak berfungsi. Untuk Dinas Pertanian Palu, ada lima unit bak air yang dibangun juga tidak berfungsi. Inilah yang saya katakan harus dikaji terlebih dahulu,” tuturnya.
Dia menambahkan, adanya desakan dari salah satu himpunan nelayan yang meminta untuk diberangkatkan, dirinya mempersilahkan keberangkatan mereka.
Namun demikian, dia meminta agar Kadis terkait tidak ikut berangkat karena harus menyelesaikan semua masalah masalah yang ada di Palu. (HAMID)