Dinkes Tolitoli Siasati Kekurangan Vaksin dengan Relokasi Stok Antar Puskesmas

oleh -
Kegiatan vaksinasi yang dikerjasamakan BIN dengan Dinkes di salah satu titik di Kabupaten Tolitoli. (FOTO: IST)

TOLITOLI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tolitoli bersama Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terus berkomitmen memberikan pelayanan vaksinasi, guna membentuk herd immunity masyarakat.

Saat ini, kerja sama vaksinasi Covid-19 bersama BIN tersebut sudah memasuki termin ketiga, dan akan berkahir dalam waktu dekat ini.

Dalam pelaksanaannya sendiri, Dinkes Tolitoli mengaku sering menemui kendala di lapangan, salah satunya adalah ketersediaan stok vaksin.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tolitoli, Matalatta Tanra, mengatakan, dalam satu pekan terakhir ini, pihaknya sedikit mengalami kekurangan stok vaksin jenis Pfizer. Demikian juga di provinsi.

Di Tolitoli sendiri, kata dia, stok vaksin tersebut memang tidak kosong sama sekali. Hanya saja, ada beberapa puskesmas yang habis, tetapi di puskesmas lain justru masih ada.

“Sehingga kita melakukan relokasi vaksin.Jadi di puskesmas yang memiliki stok berlebih, kita relokasi dan berikan kepada puskesmas yang mengalami kekosongan. Karena kalau kita minta di provinsi juga masih kosong,” katanya, Senin (05/09).

Untuk memaksimalkan pelayanan, pihaknya masih tetap melibatkan semua atau puskesmas di Tolitoli, seperti Puskesmas Bangkir, Baolan, Basidondo, Binontoan, Dakopemean, Dondo, dan Puskesmas Galang.

“Memang yang sering mengalami kekosongan adalah puskesmas yang wilayah kerjanya ada dalam kota karena memang di kota ini tingkat kesadaran masyarakatnya sudah lumayan lebih baik, sehingga kadang stoknya cepat habis,” ujarnya.

BACA JUGA :  DKM IMIP dan Alkhairaat Gagas Beragam Program Sosial dan Keagamaan

Ia menjelaskan, vaksin yang didistribusi ke kecamatan, seperti di Bangkir dan Binontoan, yang awalnya sama dengan puskesmas lain, tapi karena kurangnya kunjungan masyarakat, maka ditarik kembali dan diberikan ke puskesmas lain yang lebih banyak kunjungannya, sembari menunggu stok vaksin dari provinsi untuk segera kita jemput.

“Artinya kalau dari segi logistik walaupun kadang mengalami kekurangan, tetapi pelayanan masih tetap berjalan. Demikian juga kesiapan tim kita di lapangan juga selalu stand by,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, di termin ketiga ini, sasaran vaksinasi kita masih tetap sama dengan termin-termin sebelumnya. Capaian untuk dosis tiga atau booster sendiri kurang lebih sudah di angka 18 persen, dosis empat atau booster dua sudah sebanyak 354 orang tenaga kesehatan (nakes).

Kendala lain, lanut dia, adalah antusias masyarakat untuk mau divaksin. Tetapi, kata dia, pihaknya sudah berkomitmen bersama stakeholder, termasuk BIN, untuk tetap menyiapkan layanan vaksinasi. Ada atau tidak ada pengunjung, itu urusan kedua.

BACA JUGA :  Kampanye di Kecamatan Mantoh, Ahmad Ali Janji Asuransikan Lahan Pertanian Masyarakat

“Kami tidak berhitung prinsip rugi jika tidak ada orang yang mau datang vaksin, tetap berkomitmen bahwa ini adalah bagian dari pengabdian kita dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” tuturnya.

Dengan adanya kerja sama dengan BIN ini, lanjut dia, maka pihaknya sebagai pengawas juga memiliki tanggung jawab untuk menggerakkan tenaga kesehatan di lapangan.

“Karena agak rancu jika mereka yang di luar nakes justru bekerja keras menyukseskan program ini, sementara kita sendiri tidak bekerja,” tuturnya.

Ia berharap, situasi ini kembali normal dan secara nasional pemerintah sudah mencabut status pandemi. Tentunya, kata dia, jika status itu sudah dicabut, maka arah kebijakan yang diambil juga akan berbeda lagi dari yang sekarang ini.

Sementara itu, untuk vaksin booster dua atau dosis empat bagi nakes, pihaknya sudah menyiapkan strategi, yakni dalam satu minggu, masing-masing tiga hari secara mobile di lapangan, dan tiga hari di puskesmas.

“Namun sistem mobile ini bisa juga bukan hanya tiga hari jika saja ada momen-momen tertentu ada pengumpulan orang,” tutupnya.

BACA JUGA :  Bawaslu Parimo Belum Menerima Permohonan Sengketa Bapaslon Amrullah Ibrahim

Sebelumnya, data Dinkes Kabupaten Tolitoli menunjukkan adanya peningkatan jumlah masyarakat yang telah melengkapi dosis vaksin Covid-19 sampai ke booster.

Untuk memaksimalkan pencapaian tersebut, pihaknya bersama BIN dan elemen terkait lainnya menerapkan sistem jemput bola.

“Karena masyarakat sekarang kalau kita hanya menunggu, sementara mereka tidak punya kepentingan misalnya untuk syarat administrasi perjalanan, pasti mereka tidak akan datang. Jadi untuk meningkatkan capaian target, ya jalan satu-satunya dengan sistem jemput bola,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, bentuk dukungan BIN kepada Dinkes Tolitoli tetap sama seperti sebelum-sebelumnya. BIN selalu mensupport kegiatan, memantau progres dan sama-sama dan membangun koordinasi di lapangan.

Dari pihaknya, kata dia, selalu memberikan informasi kepada BIN sesuai dengan pemetaan yang dilakukan, mengenai daerah-daerah sasaran vaksinasi. Dari informasi itu, pihak BIN memfasilitasi, lalu bersama-sama turun ke lapangan.

Pihaknya bersama BIN juga lebih mengedepankan pendekatan humanis kepada masyarakat, karena minat untuk divaksin juga semakin menurun.

“Jadi kita bersama BIN lebih fokus pada sistem Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sekaligus pelaksanaan,” tambah Ketua Pelaksanaan Vaksinasi Kabupaten Tolitoli itu. ***