PALU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) akan mengakhiri kerja sama vaksinasi Covid-19 dengan Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sulteng, 8 Oktober 2022 mendatang.

Tahun ini, kerja sama tersebut berlangsung dalam beberapa termin, dimulai sejak awal tahun hingga bulan Oktober ini.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Dinkes Provinsi Sulteng dr. Jumriani, kepada media ini, Kamis (06/10), mengatakan, kerja sama dengan BIN tersebut melibatkan beberapa puskesmas yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sulteng.

“Akan berakhir Sabtu tanggal 8 Oktober. Sejauh ini kami belum menerima informasi apakah ada kelanjutan dari kerja sama ini atau tidak,” katanya.

Pihaknya mengakui, dari hasil kerja sama itu progress percepatan vaksinasi di wilayah Sulteng terlihat menunjukkan kemajuan. Hingga saat ini, capaian vaksinasi untuk dosis satu di angka 79,81 persen, dosis dua 53,10 persen, dosis ketiga atau booster sebesar 15,59 persen.

Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada BIN atas kerja sama yang sudah terjalin selama ini. Kerja sama tersebut, kata dia, telah membawa kemajuan capaian vaksinasi di wilayah Sulteng.

“Karena memang untuk vaksinasi ini kalau cuma pihak kesehatan sendiri, tidak akan berhasil karena ini urusannya juga bagaimana mengajak masyarakat,” katanya.

Ia mengakui, kerja sama tersebut sangat membantu akselerasi vaksinasi di Sulteng.

“Kita sebagai eksekutor, merekalah yang berperan memberikan pengertian kepada masyarakat agar mau divaksin,” tuturnya.

Ia menjelaskan, dalam kerja sama tersebut, selain berperan sebagai eksekutor di lapngan, Dinkes juga terlibat dalam melatih tim vaksinator dari BIN.

“Sementara BIN sendiri juga banyak berperan dalam banyak hal, termasuk membantu pengadaan vaksin dari pusat. Biasanya kalau stok vaksin kita kurang, kita sampaikan dan BIN salah satu yang melobi ke pusat untuk pengadaannya sehingga kita bisa cepat diberikan,” ungkapnya.

Namun, kata dia, untuk jenis Pfizer sendiri, pihaknya masih mengalami kekosongan. Dinkes sendiri pernah mendapatkan jatah sebanyak 7.500 dosis, namun sudah habis dibagi-bagi ke kabupaten yang membutuhkan.

“Kita ajukan lagi sekitar 20 ribu dosis tapi sampai sekarang belum ada, memang lagi kekosongan di pusat juga,” katanya.

Peran BIN dalam kerja sama vaksinasi tersebut juga diakui pihak Dinkes dari sejumlah kabupaten/kota.

Koordinator Vaksinasi Wilayah PKM Matako, Kabupaten Tojo Una-Una (Touna), Nandang Kurniawan, mengatakan, selama melakukan kerja sama, BIN banyak memberikan fasilitas kepada tenaga vaksinator di lapangan, termasuk di dalamnya memfasilitasi tempat dan logistik.

“Jadi dengan adanya BIN juga kami sangat terbantu,” ujarnya.

Sama halnya dengan pengakuan Kepala Seksi (Kasi) Surveilans dan Imunisasi, Dinkes Kota Palu, Nirnawita.

Menurut dia, banyak hal yang sudah dilakukan bersama BIN, di antaranya adalah memfasilitasi pembukaan sejumlah gerai vaksinasi di tempat fasilitas umum.

“Kami bersama BIN membuka gerai di area car free day dan juga di Palu Grand Mall,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tolitoli, Matalatta Tanra menyampaikan bahwa pihaknya bersama BIN aktif melakukan edukasi kepada masyarakat.

“Kami melakukan pendekatan dengan masyarakat untuk membangun kesadaran terkait pentingnya vaksinasi ini,” katanya. */RIFAY