PALU – Mantan Kakanwil Kemenag Sulteng, H. Abdullah Latopada yang baru-baru ini dimutasi ke IAIN Kendari mengaku tidak akan mengemban jabatan barunya itu. Keputusan itu diambilnya agar lebih focus pada jabatan yang diamanatkan pada dia sebagai Ketua Tanfidziyah Nahdatul Ulama (NU) Sulteng sejak tanggal 26 Desember 2017 lalu.
“Saya lebih memilih untuk mewakafkan diri saya untuk organisasi yang baru saja diamanatkan untuk saya di Sulteng sebagai ketua NU,” katanya, Kamis (12/04).
Dia mengaku, untuk tujuan yang tidak ringan itu, dirinya telah meminta restu pada Rais Aam Syuriah Pengurus Besar (PBNU), KH. Ma’ruf Amin dan telah mendapat dukungan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut.
Baginya, jabatan baru sebagai Kepala Biro AUAK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Qoimuddin Kendari, Sulawesi Tenggara, sama beratnya dengan Ketua PW NU Sulteng.
“Bukan karena alasan menolak satu diantara amanat tersebut, namun ada harapan yang begitu besar untuk membawa NU sebagai mitra pemerintah yang siap mengawal NKRI, Pancasila, dan UUD 1945, sekaligus menjadi perangkul semua elemen masyarakat di daerah ini,” urainya.
Abdullah pun menghaturkan terima kasih kepada Kemenag RI yang telah memberikan kesempatan kepadanya mengabdi di lembaga bersandi “Ikhlas Beramal” tersebut selama lebih dari 26 tahun, terkhusus kepada Menteri Agama, H. Lukman Hakim Saifudin.
Selama 1 tahun 10 bulan, mengemban amanat sebagai Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, sederet ikhtiar telah ia lakukan bersama jajarannya. Diantaranya menginisiasi pembangunan mushalla di lingkungan Kanwil Kemenag Sulteng, di mana pembangunannya dilakukan secara gotong royong oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) lintas agama. Bangunan tanpa dana Negara tersebut saat ini dalam tahap perampungan dan telah difungsikan untuk shalat berjemaah.
Di luar itu, Abdullah juga mendorong agar Kantor Urusan Agama (KUA) agar memiliki bangunan mushalla dan hingga saat ini terhitung sudah empat KUA di Kabupaten Poso telah dilakukan peletakan batu pertama.
Selama 1 tahun 10 bulan mengemban amanah di Kanwil, dia juga mewanti-wanti jajarannya untuk lebih selektif terhadap penggunaan anggaran. Hasilnya cukup menggembirakan. Pada tahun 2016, serapan anggaran Kanwil Kemenag Sulteng tertinggi di antara 34 Kanwil Kemenag se Indonesia. Capaian yang sama telah lebih dahulu saat Abdullah menjabat Kepala Kanwil Maluku utara tahun 2015.
Di masanya pula, Abdullah mendobrak sesuatu yang jarang dilakukan dalam penyusunan anggaran. Ia melakukan bedah Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) di satuan kerja (satker) Kemenag. Menurutnya, DIPA perlu dibuka dan dibahas bersama agar sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.
Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Kanwil Kemenag Sulteng juga dinyatakan terbaik oleh istri Menag, tahun lalu, ketika membuka warkop aspirasi yang dijadikan tempat aspirasi ASN Kanwil tanpa memandang status jabatan dan kedudukan pegawai dan juga membentuk Majelis Taklim Hubbul Wathan.
“Hampir seluruh desa dan kelurahan di Sulteng telah membentuk majelis yang bertujuan untuk menangkal gerakan radikal yang kini mengancam harmonisasi kehidupan ummat beragama,” katanya.
Selanjutnya, program-program Kanwil pun diupayakan memiliki dampak ke daerah. Pada tahun 2017, pihaknya bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sigi dengan program Nikah Satu Atap. Disini, pasangan pengantin akan langsung mendapat Buku Nikah yang dikeluarkan Kemenag dan Kartu Keluarga yang diterbitkan pemerintah daerah. Program ini mendapat penilaian terbaik secara nasional.Program lain adalah wakaf tunai, pelayanan satu atap haji, serta desa binaan.
“Pembentukan desa binaan dengan pilot project di Banggai Laut oleh Bimais Kemenag Sulteng adalah agar bagaimana desa menjadi desa religi,” tambahnya.
Sepanjang memimpin itu pula, Abdullah juga tak bosan memberikan motivasi kepada ASN jajarannya agar selalu kreatif. Ia membangun kebebasan berfikir, secara khusus kepada ASN yang sedang menjabat. Karena semangat itu pula, ia pernah diundang khusus Bupati Morowali Anwar Hafid agar menjadi motivator bagi ASN Pemkab Morowali. Ia juga dikenal sebagai sosok pluralis di luar Islam yang senantiasa merangkul semua umat beragama. “Saat menjabat Kakanwil, saya memimpin semua umat beragama, karena ini yang menjadi pertanggungjawaban saya nanti di akhirat,” tambahnya.
Baginya, saat ini tersisa dua pekerjaan yang belum selesai. Ia pun menitip harapan agar Kepala Kanwil Kemenag Sulteng yang baru, Dr. H. Rusman Langke, dapat melanjutkan program tersebut. Keduanya adalah pembentukan desa kerukunan dan sekolah kerukunan.
“Program ini sudah direspons oleh DPR RI ketika kami memaparkannya. Rencananya, pilot project nya akan dilaksanakan di Poso untuk menghilangkan stigma negatif terhadap daerah tersebut,” tandasnya.
Abdullah Latopada yang sebelumnya menjabat Kakanwil Kemenag Sulteng, dimutasi sebagai Kepala Biro AUAK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Qoimuddin Kendari. Posisinya digantikan Rusman Langke yang sebelumnya menjabat Kakanwil Kemenag Gorontalo. (YAMIN)