MAKASSAR – Selama tiga minggu musibah banjir menggenangi masyarakat Kabupaten Konawe dan Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.
Hingga masa tanggap darurat berakhir pada Sabtu, 29 Juni 2019 lalu, tercatat sebanyak 5.500 Kepala Keluarga (KK) yang menjadi korban.
Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina MOR VII Sulawesi, Hatim Ilwan, Rabu (03/07), mengatakan, total dana bagi korban banjir di Kabupaten Konawe dan Konawe Utara yang telah disalurkan mencapai Rp2 miliar.
Penyaluran bantuan tersebut dibalut dalam program “BUMN Hadir untuk Negeri” yang dikoordinir oleh Pertamina.
“Pertamina yang mengkoordinir langsung penyerahannya,” ujarnya.
Menurut Hatim, total bantuan tersebut berasal dari 31 perusahaan BUMN dan afiliasinya yang tergabung dalam program BUMN Hadir Untuk Negeri. Bantuan yang diberikan, di antaranya sembako, pakaian, alas tidur, makanan cepat saji, air mineral, perlengkapan sekolah dan kebutuhan pokok utama lainnya.
“Bantuan ini disalurkan melalui posko-posko induk yang tersebar di berbagai wilayah, seperti Rumah Jabatan Bupati Konawe dan Bupati Konawe Utara yang bekerja sama dengan BNPB Provinsi Sultra, BPBD Kabupaten Konawe, BPBD Kabupaten Konawe Utara serta Korem 143/Halu Oleo,” jelas Hatim.
Dia berharap, bantuan itu dapat membantu dan mengurangi beban masyarakat setempat yang menjadi korban banjir. Selain itu, hadirnya bantuan ini menjadi bentuk kepedulian PT Pertamina (Persero) beserta Perusahan BUMN lainnya terhadap sesama.
Banjir yang terjadi di bagian tenggara Sulawesi ini menyebabkan 12 kecamatan yang terendam air, enam di antaranya terletak di daerah Konawe dan enam lainnya terletak di daerah Konawe Utara.
Untuk Kabupaten Konawe, kecamatan yang terendam banjir yaitu Kecamatan Sampara, Kecamatan Pondidaha, Kecamatan Wonggeduku, Kecamatan Wonggeduku Barat, Kecamatan Routa dan Kecamatan Latoma.
Sementara enam kecamatan di Kabupaten Konawe Utara, yaitu Kecamatan Andowia, Kecamatan Asera, Kecamatan Landawe, Kecamatan Langgikima, Kecamatan Oheo dan Kecamatan Wiwirano.
Banjir parah ini merendam pemukiman, pertanian beserta fasilitas publik. Hal ini menyebabkan masyarakat harus mengungsi dengan hanya mengenakan pakaian di badan tanpa membawa bahan makanan yang cukup selama mengungsi, sehingga bantuan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan. (RIFAY)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.