Dakwah Ilallah, Jalan Jihad Da’i Parmusi Sulteng Membentengi Aqidah Ummat

oleh -
Muh. Afdhal Zainal

Selain program dakwah, Parmusi Kota Palu juga memiliki sejumlah program kemanusiaan yang tentunya masih ada kaitannya dengan visi berbenteng di hati ummat. Program apa saja itu?

Kami memiliki Program Jumat Berkah, di mana tiap ba’da Jumat kita berbagi di tempat-tempat kaum dhuafa, yatim piatu ataupun di tempat orang-orang yang membutuhkan bantuan. Kadang kita masuk di pinggiran Sungai Kalikoa atau menemui para pemulung. Kita juga rutin turun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kawatuna. Di situ kita aktif memberikan dalam bentuk paket makanan maupun bentuk bantuan lainnya.

Selain kepada kaum dhuafa, adakah program lain, semisal kepada santri?

Iya, kita juga aktif memberikan buka puasa santri tahfidz. Ada program daurah selama enam bulan yang diadakan di Islamic Center milik MUI Provinsi Sulteng yang terletak di Tinggede Selatan, Kabupaten Sigi. Alhamdulillah da’i-da’i Parmusi hadir berpartisipasi, setiap bulan memberikan bantuan keuangan untuk tambahan lauk pauk dan buka puasa Senin Kamis atau kegiatan pembinaan agama. Kami tidak dibayar untuk membina 200 santri daurah angkatan pertama. Dan Alhamdulillah di antara santri-santri ini sekitar 50 orang yang lulus seleksi untuk diberangkatkan ke Kairo, Mesir. Selepas dari daurah, tetap juga berjalan kegiatan kami untuk buka puasa di beberapa pondok pesantren di Kota Palu.

Apakah ada program kemanusiaan lain yang dilakukan di luar Kota Palu?

Kami pernah turun di Awesang, wilayah Pantai Barat Kabupaten Donggala. Di sana, kami bersaudara dan beberapa da’i Parmusi lainnya beberapa kali turun di berbagai momen. Kami pernah buat tabligh akbar di sana. Bahkan di Idul Adha tahun lalu, kami juga sempat memberikan sumbangan dua ekor sapi untuk disembelih.

Seperti apa peran Anda dan tim da’i Parmusi terhadap santri di pondok pesantren?

Kami pernah masuk berpartisipasi untuk pengadaan pipa air di Bukit Paipopa, Paniki, Desa Pombewe, Kabupaten Sigi tepatnya di Pondok Pesantren Interprenur. Ponpes ini terbangun setelah bencana alam Pasigala 2018 lalu, di sana banyak anak-anak terlantar dari korban gempa. Ketika kami datang dan menanyakan apa yang bisa kami bantu, mereka mengatakan butuh air. Di situ kami sangat sedih karena apa, mereka tidak minta fasilitas yang mewah, yang mereka minta hanya air. Padahal air ini adalah hal sepele dan mudah didapat.

Mereka bercerita, hanya untuk mandi saja, harus jalan sekitar setengah kilometer turun dan naik lagi setengah kilometer, satu kilometer persis naik turun. Hanya untuk mandi, belum untuk kegiatan lain.

Lalu apa yang Anda lakukan bersama tim?

Sebenarnya program pengadaan air ini sudah dilakukan sebelumnya, tapi putus di tengah jalan. Kebutuhan pipa untuk pengairan dari ponpes ke atas gunung, jaraknya sekitar 14 kilometer tapi kalau memakai jalan pintas untuk pipa bisa ditempuh dengan jarak sekitar 5 kilometer. Nah jarak ini membutuhkan sebanyak 1.400 batang pipa. Pertama sudah dilakukan pemasangan pipa oleh beberapa warga setempat sebanyak 500 batang tapi belum juga sampai ke lokasi. Maka kami katakan, Insya Allah doakan kami, kami da’i-da’i Parmusi siap berpartisipasi untuk menyelesaikan pembangunan saluran air bersih ini.

Dari mana Anda mendapatkan dana untuk pengadaan pipa sebanyak itu?

Kami melakukan gerakan dengan teman-teman, ayo kita jalan, ummat butuh kita. Maka kami berembuk, kami dedikasikan diri untuk terjun langsung. Darimana dananya, kami kembalikan kepada ummat. Ketika kami dakwah, kadangkala gaji kami dari dakwah kami sisipkan untuk pembelian pipa, kadangkala kami ajak ummat untuk berpartisipasi dana, adapula yang berpartisipasi dalam bentuk pipa, adapula dalam bentuk tenaga. Satu bulan kami kerjakan dibantu beberapa komunitas, akhirnya selesai. Apa yang dirindukan oleh hampir 50 orang penghuni ponpes, bisa terwujud.

Di beberapa ponpes, ada yang memiliki program hafalan Al-Qur’an, apakah da’i Parmusi juga masuk ke ranah itu?

Kami punya program pembagian 1000 mushaf hafalan Al-Qur’an. Ini berangkat dari kerisauan kami ketika datang ke beberapa ponpes, ternyata para santrinya ingin sekali menghafal Al-Qur’an dengan mudah, hanya saja terkendala dengan tidak adanya mushaf khusus hafalan, karena mushaf ini memang beda dengan yang biasa, kalau mushaf ini ada penanda-penandanya, blok warna dan petunjuk. Program ini kami namai Program Tebar 1000 Wakaf Al-Qur’an Hafalan. Gelombang pertama Alhamdulillah sudah terpenuhi dan sekarang sedang masuk gelombang kedua.

Bagaimana dengan kegiatan kemanusiaan, misalnya saat bencana alam?

Da’i-da’i Parmusi pernah diturunkan selama tiga bulan ketika bencana alam Pasigala tahun 2018 lalu, masing-masing satu bulan di Palu, Sigi dan Donggala. Ketika gempa bumi di Sulbar, da’i-da’i Parmusi lintas wilayah juga menyalurkan bantuan. Saat itu tercatat kami menyalurkan bantuan sebanyak 4,7 ton pakaian baru yang dikerjasamakan dengan da’i Parmusi Sumatera Barat. Kami ada juga program membantu saudara-saudara kita yang sakit, semisal diabetes, tumor, kanker dengan metode ruqyah syariah, bantuan obat dan pengobatan dan ruqyah massal.

Dalam rangka regenerasi kader, sejauh ini apa yang sudah dilakukan Parmusi?

Kami aktif melakukan pengaderan da’i, di antaranya Khutbah Jumat, Safari Ramadhan dan juga pada hari-hari besar Islam.