PALU – Kasus perundungan atau cyberbullying kerap terjadi di dunia maya. Hal ini, tanpa disadari dapat membuat korban menjadi terganggu psikologisnya.

“Dampaknya dirasakan oleh korban yang mengalami tindakan serupa di dunia nyata. Psikologis yang diserang,” kata M. Adhi Prasnowo, Dosen Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo, yang juga pegiat literasi digital, Rabu (03/05).

Adi akan menjadi narasumber pada kegiatan Webinar Literasi Digital yang akan dilaksanakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada Jumat, 5 Mei 2023 bersama sejumlah komunitas di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Ia melanjutkan, dampak cyberbullying ini bisa menghambat perkembangan psikologis seseorang, terutama bagi korban anak-anak.

Makanya kata Adhi, perlu terus ditingkatkan pemahaman masyarakat betapa bahayanya tindakan tersebut. Jangan lagi bertambah baik korban maupun pelaku terutama di kalangan anak-anak.

Lebih jauh ia mengatakan, tindakan merekam sebuah peristiwa kekerasan tanpa ada tindakan menelerai oleh perekam, kemudian diunggah di ruang digital, itu termasuk tindakan cyberbullying.

“Baik orang yang pertama mengunggah, terus yang menyebarkan, itu sama-sama tidak dibenarkan. Makanya kita perlu bijaksana dalam beraktivitas di dunia digital,” kata Adhi.

Dalam webinar nanti, Adhi akan bicara banyak terkait Etika Digital.

Selain Adhi, pembicara lainnya adalah Arief Rama Syarief. Founder Komunitas Open Source ini akan membahas Kecakapan Digital, melalui topik khusus: Mengapa Cyberbullying Berbahaya untuk Kesehatan Jiwa.

Ia juga akan membahas bagaimana upaya mencegah, menghadapi, dan melawan cyberbullying, dampak perundungan digital, dan bahayanya cyberbullying.

Sementara pembicara berikutnya adalah Rio Hijau Daun, yang akan membahas Budaya Digital.

Rio akan memaparkan bagaimana Ruang Digital yang sehat dan memcegah Cyberbullying, termasuk bagaimana menghindari ujaran kebencian saat berinteraksi di internet, menjaga nilai positif saat berkomentar, menyampaikan pendapat atau posting konten.

Kegiatan ini akan dipandu oleh Mohamad Sahril, M.Pd., terbuka untuk umum dan gratis. Calon peserta cukup meng-klik link ini:
https://s.id/registrasikabtolitoli_0505 dan akan terhubung dengan form registrasi untuk mendapatkan token beserta link zoom yang akan menghubungkan mereka dengan ruang seminar.

Peserta yang beruntung, akan mendapatkan hadiah menarik berupa dompet digital.

Semua peserta akan mendapatkan E-sertifikat.

Khusus bagi mereka yang baru dalam mengikuti kegiatan seperti ini, tentu akan menjadi pengalaman berkesan bagaimana belajar, menambah pengetahuan tentang Literasi Digital.

Makanya, bagi anda yang belum pernah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan Kemenkominfo, ini adalah kesempatan yang baik untuk anda.

Tahun 2023 ini, Kominfo memfokuskan kegiatan Literasi Digital di wilayah Sulawesi dan sekitarnya.

Sejak Februari tahun ini, pihak penyelenggara telah melaksanakan sedikitnya 15 kegiatan serupa dan memfokuskan kegiatan di beberapa kabupaten di Sulawesi Utara.

Kali ini, penyelenggara menyasar komunitas-komunitas di Sulteng.

Sejak 2021, Kominfo telah melaksanakan kegiatan Literasi Digital kepada 14.641.097 orang.

Pada tahun 2022 juga menargetkan 5.500.000 orang.

Kominfo menargetkan kegiatan ini bisa menyasar 50 juta orang penduduk Indonesia pada tahun 2024.

Karena itu, dibutuhkan penyelenggaraan Kegiatan literasi digital yang massif di seluruh wilayah Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait Literasi Digital dalam bentuk Seminar dan Diskusi secara online dengan target penduduk di wilayah tersebut, khususnya di segmen Komunitas.*