PALU – Hasil Penelitian menunjukkan campuran pestisida nabati efektif untuk mengatasi hama ulat bawang pada tanaman bawang merah. Hal ini terjadi karena karena pestisida bersifat sebagai penolak (reppelent) sehingga hama enggan mendekat. Aplikasi hasil penelitian pada masyarakat memungkinkan dilakukan untuk mengurangi penggunaan pestisida kimiawi.
Penelitian yang dilakukan Hasriyanti, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dan kawan-kawan, menemukan di Lembah Palu terdapat banyak tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Tanama ini bermanfaat untuk mengendalikan serangan hama ulat bawang (Spodoptera exigua) yang selama ini selalu menjadi kendala dalam pengembangan produksi tanaman ini.
Penelitian ini dibiayai Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam skema Penelitian Strategis Nasional (PSN). Penelitian yang dilaksanakan selama tiga bulan ini berlokasi di Desa Oloboju, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi.
Menurut Hasriyanti, penelitian ini dilatari karena umumnya petani menggunakan pestisida kimia sintetik untuk mengendalikan hama ulat bawang tersebut. Padahal penggunakan pestisida kimia sintetik ini mempunyai banyak dampak negatif, seperti terjadi resistensi hama, ikut terbunuhnya serangga berguna lainnya, juga berdampak pada lingkungan seperti terjadi pencemaran air dan tanah, dan yang lebih berbahaya adalah dampak langsung kepada petani maupun kepada konsumen akibat residu pestisida pada produk pertanian. “Sementara banyak jenis tanaman di lingkungan kita yang bisa digunakan sebagai pestisida yang dapat mengendalikan hama tanpa menyebabkan dampak negatif seperti penggunaan pestisida kimia sintetik,” jelas Dosen Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Faperta Untad ini.
Di antara jenis tanaman pestisida yang telah diuji pada penelitian ini adalah tanaman Sidondo, Patah Tulang, Babadotan dan Mengkudu. “Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bentuk ekstrak tunggal, ekstrak Daun Sidondo lebih efektif untuk mengendalikan hama ulat bawang ini dibanding jenis tanaman lainnya, dan dalam bentuk campuran, campuran ekstrak Sidondo dan Mengkudu menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding dengan ekstrak Sidondo Patah Tulang atau Sidondo Babadotan,” katanya.
Menurutnya, hasil penelitian ini menjadi bahan informasi bagi petani untuk dapat menjalankan usahataninya lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan pestisida nabati untuk mengendalikan permasalahan hama di lapangan. (RAN)