PALU – Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulteng bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat, Kamis (22/03) melaksanakan pertemuan penguatan kemitraan dalam peningkatan pelayanan KB dan Sosialisasi materi Hindari 4 Terlalu, serta Forum Peningkatan Peran Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat dalam Promosi Konseling Kespro Tingkat Sulteng.

Kegiatan itu dilaksanakan di Ruang Pola Kantor Perwakilan BKKBN Sulteng mulai Tanggal 22 sampai 23 Maret 2018.

Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan peran mitra kerja dalam penggarapan program kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) khususnya Pelayanan KB dan meningkatkan akses dan kualitas Pelayanan KB dalam era JKN. Selain itu untuk meningkatkan pengetahuan tokoh tentang kesehatan reproduksi agar keluarga sehat terhindar dari masalah kesehatan reproduksi dan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Ketua Panitia, Helfrien N. Bohoh menyampaikan hasil SDKI  menunjukan adanya penurunan terus menerus pelayanan  KB yang bersumber dari Puskesmas. Sehingga BKKBN berupaya penguatan untuk mendorong Faskes KB yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan KB dan diharapkan dapat melakukan inovasi dalam meningkatkan pelayanan KB terutama MKJP.

“Salah satu yang menjadi focus dalam pelaksanaan program KKBPK adalah penurunan angka kematian ibu dan bayi melalui penguatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang merata dan berkualitas. Hal ini karena melihat masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan reproduksi dan masih tingginya angka drop out kesertaan ber KB, rendahnya penggunaan kontrasepsi dan makin tingginga angka kesakitan terkait dengan kesehatan reproduksi maka diperlukan pengetahuan kesehatan bagi semua stakeholder,” katanya.

Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Abdullah Kemma menyampaikan, peserta dalam kegiatan itu terutama tokoh agama dan tokoh masyarakat merupakan garda terdepan dalam menyukseskan program BKKBN. Karena menurutnya, peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat diperlukan karena lebih didengar oleh masyarakat.

“Keberhasilan KKBPK itu tidak lepas dari peran tokoh agama dan tokoh masyarakat karena mereka lebih didengar ditengah masyarakat,”katanya.

Abdullah Kemma menjelaskan, untuk menyukseskan program BKKBN diperlukan pengetahuan kesehatan reproduksi bagi para pengelola KB, Tokoh masyarakat, tokoh agama untuk menyebar luaskan promosi dan koseling kesehatan reproduksi di masyarakat.

“Atas dasar tersebut maka dikembangkan berbagai kebijakan strategis diantaranya adalah memperluas konsep pemikiran kularga berencana yang tidak hanya terfokus pada pelayanan kontrasepsi saja, tapi dapat memberikan pelayanan promosi dan konseling kesehatan reproduksi kepada seluruh masyarakat, sehingga kegiatan ini dilaksanakan,”terangnya.

Abdullah menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan dua hari itu menghadirkan narasumber yang kredibel diantaranya, Sekretaris Perwakilan Sulteng, Kepala Bidang KBKR, Kasubbid Bina Kesetaraan KB Jalur Wilayah dan Sarana Khusus, Kasubbid Kesehatan Reproduksi, Analisis Bina Kesetaraan KB Jalur Pemerintah dan Swasta dan Ketua Fapsedu. Sehingga dirinya berpesan agar seluruh peserta mengikuti kegiatan itu dengan baik.

“Pemateri kita adalah orang-orang yang professional yang ahli dibidang masing-masing, saya harapkan juga agar berdiskusilah dengan mereka, jika ada yang belum dipahami silahkan bertanya, sebaliknya jika ada yang dianggap keliru tidak usah segan-segan memberikan masukan serta saran,” tandasnya.

Peserta kegiatan itu berjumlah 66 orang. Terdiri dari, Tokoh Agama 15 orang, Tokoh Masyarakat 15 orang, Kepala Seksi Kesertaan ber KB 2 orang, Kepala Bidang KB 13 orang, Kepala seksi Jaminan Pelayanan KB 13 orang, Kepala seksi Distribusi dan Bendahara Alokon 8 orang. (YAMIN)