PALU – Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar pertemuan hasil Pendataan Keluarga tahun 2021 (PK21) Program Bangga Kecana Tingkat Sulteng.
Kegiatan yang mengankat tema “Pendataan, awal perencanaan keluarga sebagai upaya menuju satu data Indonesia” itu, dilaksanakan, di Salah Satu Hotel di Kota Palu, Selasa (7/12).
Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Maria Ernawati, dalam laporannya menyampaikan, pendataan keluarga tahun 2021 dilaksanakan mulai dari tanggal 1 April sampai dengan30 Juni. Karena kondisi pandemi covid-19, sehingga dilakukan perpanjangan waktu satu bulan.
Menurut wanita yang akrab disapa Erna itu, bahwa pendataan keluarga itu merupakan kegiatan prioritas dalam upaya menyediakan data dan informasi keluarga by name by address, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Pembangunan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pada pasal 49 menyebutkan bahwa, pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga.
Selanjutnya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, KB dan sistem informasi keluarga, pada pasal 52 menyebutkan bahwa pengumpulan data dan informasi keluarga, dilaksanakan melalui pendataan keluarga.
“Data dan informasi keluarga ini penting dan strategis karena tidak hanya sebagai alat untuk mengukur indikator kinerja utama, khususnya program Bangga Kencana, tetapi juga untuk menyediakan data untuk kepentingan operasional program-program nasional hingga kebutuhan data di lini lapangan,” terang Erna.
Kata Erna, selain data dan informasi keluarga yang dilakukan hingga 31 Juni 2021, juga dilakukan pengumpulan data tentang kondisi fisik balita yang mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala balita. Data ini untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting.
Erna menyampaikan, data keluarga yang dikumpulkan selama kurang lebih 3 bulan dengan melibatkan sejumlah 4.673 kader-kader KB, PPKBD dan Sub PPKBD, dengan menggunakan dua metode pengumpulan, yakni metode smartphone/android dan metode formulir dengan kunjungan dari rumah ke rumah serta dipantau oleh seluruh Penyuluh KB/PLKB yang tergabung sebagai manajer pengelola, manajer data, dan supervisor yang ada di lapangan se Provinsi Sulten. Meskipun dalam kondisi yang sangat sulit dilakukan karena kondisi pandemi covid-19, dan telah dinyatakan selesai setelah melalui proses pengolahan validasi dan cleansing data di tingkat nasional, hari ini hasil pendataan keluarga 2021 dapat diseminasikan.
“Tujuan pertemuan diseminasi hari ini adalah untuk mensosialisasikan data hasil dari pada pelaksanaan pendataan keluarga tahun 2021,” jelasnya.
Dikesempatan itu, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Drs. Sukaryo Teguh Santoso, mengaku mengapresiasi terobosan-terobosan Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng dalam pengentasan stunting.
Diantaranya lewat TPK yang baru ada satu-satunya di Indonesia untuk memberi edukasi kepada calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil dan ibu pasca persalinan.
“Kita bahagiakan agar kader-kader ini bisa semangat bekerja,” pesannya.
Dikesempatan yang sama, Asisten Administrasi Umum, Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Sulteng, H. Mulyono menyampaikan, bahwa masalah-masalah seputar Bangga Kencana sudah mengerucut jadi dua, yakni stunting dan perkawinan anak.
“Sulteng tergolong dalam 10 besar nasional penyumbang anak stunting dengan prevalensi tinggi,” katanya.
Dia menambahkan, berdasarkan data SSGBI 2019 bahwa stunting berada di kisaran 31,26 persen, sedangkan perkawinan anak menurut data Susenas 2018 mencapai 58 persen. Olehnya, menurut Mulyono, untuk percepatan menurunkan stunting dan perkawinan anak maka ada tiga terobosan yang ditempuh.
Pertama, membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang disebar ke masyarakat. Dua, melibatkan perguruan tinggi lewat program tematik Kuliah Kerja Nyata (KKN).Tiga, kerjasama pihak ketiga atau dengan yayasan-yayasan nirlaba.
“Saya harap dapat menyampaikan ke masyarakat supaya dapat informasi untuk pelayanan kesehatannya dalam pencegahan stunting,” tandasnya.
Kegiatan tersebut dilakukan secara luring atau pertemuan dengan tatap muka langsung, dan dihadiri berbagai unsur dari Pemerintah pusat yang diwakili Depitu Advokasi Pergerakkan dan Informasi BKKBN, dan Pemerintah Provinsi Sulteng diwakili Asisten Administrasi Umum, Hukum dan Organisasi, serta mitra kerja baik dari tingkat Provinsi maupun dari tingkat kabupaten/kota se Sulteng, sebagai peserta kegiatan sejumlah kurang lebih 120 orang. (YAMIN)