PALU – Para aktivisi lingkungan yang ada di Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulawesi Tengah (Sulteng) mendapatkan informasi penting dan detail, penyebab kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar, khususnya di wilayah Kota Palu.
Dari informasi yang dimaksud, JATAM menengarai bahwa salah satu penyebab kelangkaan BBM di Kota Palu karena adanya aktivitas pertambangan tanpa izin (PETI), khususnya di Kelurahan Poboya.
Koordinator Pengembangan Jaringan JATAM Sulteng, Moh Tauhid, mengatakan, perdagangan minyak dari sumber ilegal, ada sangkut pautnya dengan kelangkaan BBM Bersubsidi di beberapa SPBU di Kota Palu.
Bahkan, kata dia, BBM dari luar Kota Palu pun diangkut untuk suplai ke perusahaan di Poboya.
“BBM tersebut telah dibeli dengan metode yang sudah disepakati di SPBU. Bisnis minyak haram ini, ditengarai aman karena ada setoran kepada oknum-oknum tertentu,” ungkap Tauhid, Ahad (15/12).
Selain terkait kelangkaan BBM, hasil investigasi mendetail yang dilakukan JATAM Sulteng, dari Januari sampai November 2024, menemukan fakta terdapat penambangan tanpa izin (PETI) di dalam lahan kontrak PT Citra Palu Minerals (CPM), Kelurahan Poboya Kota Palu.
Hasil investigasi JATAM menemukan bahwa pengambilan material berisi kandungan emas secara massif dan tidak sesuai prosedur hukum itu diduga dilakukan oleh PT. Adijaya Karya Makmur (AKM) yang ada di bawah kendali Direktur Utama, Adi Gunawan alias Ko Lim dan kawan-kawan.
PT AKM diduga menjalankan aktivitas ilegal tersebut di wilayah Pegunungan Vatutempa, Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, AKM diketahui merupakan kontraktor CPM yang hanya bisa mengangkut dan mengumpulkan material emas, bukan menambang.
Saat dikonfirmasi, Direksi AKM, Cepi Agustian, mengaku tidak tahu menahu dengan hal itu.
“Aduh saya nggak copi kalau masalah itu bang ya. Ya kalau masalah itu saya nggak terlalu copi juga,” jawabnya dari balik telepon, sembari menambahkan “Coba nanti sebentar saya tanyain dulu ya pak, apa saya cuma dikendali juga”. RIFAY/IKRAM