SIGI – Anggota DPRD Provinsi Sulteng, Muh Masykur mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi dan Pemerintah Provinsi (Pemporv) Sulteng agar mengubah konsep pengiriman tenaga kerja terampil melalui Training Center Security Pekerja Migran (TCSPM).

TSCM ini meliputi penguasaan spesifikasi, standar dan sertifikasi, serta jaminan perlindungan berbasis kerjasama interpol.

“Selain perubahan konsep pengelolaan TKW, kita berharap agar pemerintah memberikan perhatian pada pekerja migran kita, khususnya warga di Desa Langaleso, Kecamatan Dolo. Sebab, desa ini dikenal sebagai salah satu pemasok terbesar Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Sulteng.

Alasannya, lanjut dia, agar ada harapan baru bagi warga dalam membangun peluang usaha, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga, selain menjadi TKW di luar negeri. Pasalnya, selama ini hampir sebagian besar perempuan di Desa Langaleso menjadikan peluang kerja ke luar negeri sebagai sesuatu yang utama. Sehingga tidak heran jika banyak dari mereka yang mengadu nasib keluar menjadi TKW.

“Ada yang berhasil tapi banyak pula diantara mereka yang merasakan suka duka dan pahit getirnya kerja sebagai TKW. Yang paling miris mereka harus bertarung nyawa menghadapi tidak kekerasan dan prilaku tidak manusiawi di tempat kerja. Bahkan ada yang merenggut nyawa, meninggal di Arab Saudi,” jelas Masykur, Kamis (07/12).

Kepada warga, Masykur meminta agar manfaatkan potensi dan sumber daya yang dimiliki. “Kuncinya, semangat dan harapan kita untuk berubah. Kalau semangat dan harapan ini terbangun, saya yakin pemerintah daerah tidak akan menutup mata,” tekannya.

Dia pun mengajak warga untuk sama-sama mengawal dan mendorong inisiatif TCSPM.

“Insya Allah, memulai sesuatu yang baik bagi sesama itu jauh lebih mulia. Kita menginginkan potensi daerah yang kita miliki ini dikelola, dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai kemampuan daerah, agar harapan warga bisa bangkit lagi. Kita tidak menginkan lagi negara abai dan menyaksikan warga sendiri bertarung hidup di negeri luar tanpa ada jaminan perlindungan,” tutup Ketua Fraksi NasDem ini.

Cerita tentang TKW ini terungkap dalam reses yang dilaksanakan Muh. Masykur, di Baruga Pertemuan Desa Langaleso. Pertemuan itu sebagian besar dihadiri ibu-ibu mantan TKW.

Mantan TKW Arab Saudi, Tati, mengatakan, dia bersama ratusan perempuan mantan TKW lainnya berharap ada perhatian pemerintah. Jika tidak, maka arus keluar warga menjadi TKW sulit, terbendung.

Masalahnya, kata Tati, ada di lapangan kerja. Untuk itu, pemerintah harus memfasilitasi terbukanya lapangan kerja.

“Kami sedang membangun kelompok usaha peternakan dan perlengkapan pesta. Selain itu, masih banyak sawah dan kebun milik warga di sini yang butuh dukungan alat pertanian untuk memudahkan kami mengolah. Kami yakin jika ada dukungan dari Pemda maka warga tidak mudah lagi keluar negeri cari kerja,” harap Tati. (RIFAY)