Aset Perbankan Naik Signifikan, Capai 10,44 Persen di April

oleh -
Ilustrasi OJK

PALU – Sulawesi Tengah mengalami perkembangan pesat di sektor perbankan dengan kenaikan aset yang mencapai 10,44 persen year-on-year (yoy) atau senilai Rp 69,26 triliun pada bulan April 2024. Data ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan aset perbankan pada Desember 2023 yang mencapai Rp 64,66 triliun dan Rp 60,4 triliun pada April 2023.

Budi Hamdani, Kepala Bagian Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Pelindungan Konsumen, dan Layanan Manajemen Strategis Kantor OJK Provinsi Sulawesi Tengah, menyampaikan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 7,16 persen yoy, mencapai Rp 34,55 triliun pada April 2024. Sebagai perbandingan, DPK pada Desember 2023 sebesar Rp 31,69 triliun dan Rp 30,60 triliun pada April 2023.

Selain itu, kredit perbankan di Sulteng mengalami pertumbuhan sebesar 13,24 persen yoy dengan nilai mencapai Rp 52,44 triliun pada April 2024. Angka ini meningkat dari Rp 48,58 triliun pada Desember 2023 dan Rp 44,28 triliun pada April 2023.

Budi Hamdani juga menjelaskan bahwa share aset Sulteng terhadap nasional mencapai 0,58 persen, dengan total aset nasional sebesar Rp 11,877 triliun dan aset Sulteng Rp 68,82 triliun. Share DPK Sulteng terhadap nasional mencapai 0,40 persen, dimana total DPK nasional sebesar Rp 8,653 triliun dan DPK Sulteng Rp 34,26 triliun. Share kredit Sulteng terhadap nasional mencapai 0,71 persen, dengan total kredit nasional sebesar Rp 7,310 triliun dan kredit Sulteng Rp 52,11 triliun.

“Komposisi lima sektor ekonomi terbesar yang menerima kredit. Sektor Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya menempati posisi teratas dengan nominal kredit Rp 19,12 triliun, share 36,70 persen dan Non-Performing Loan (NPL) 1,04 persen. Disusul oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan nominal Rp 8,85 triliun, share 16,99 persen, dan NPL 4,18 persen. Sektor Pertambangan dan Penggalian dengan nominal Rp 7,79 triliun, share 14,96 persen, dan NPL 0,35 persen, Sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan dengan nominal Rp 4,57 triliun, share 8,75 persen, dan NPL 2,42 persen. Terakhir, sektor Industri Pengolahan dengan nominal Rp 3,28 triliun, share 6,30 persen, dan NPL 0,59 persen,” ujar Budi Hamdani, pada kegiatan Jurnalis Update yang diselenggarakan di aula OJK Sulteng pada Rabu (26/6) .

Budi Hamdani berharap pertumbuhan ini terus berlanjut dan mendukung stabilitas Perekonomian di Sulteng.

Reporter Irma