PALU- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Palu memutuskan untuk meliburkan semua sekolah dalam rangka mengantisipasi peredaran Covid-19 alias virus corona.
“Kita akan menyebarkan surat edaran untuk libur yang akan berlaku mulai Selasa tanggal 17 hingga 29 Maret 2020,” kata Kadis Dikbud Kota Palu, Ansyar Sutiadi saat rapat bersama Dinkes terkait penanganan dan pencegahan peredaran Covid-19 di di Ruang Bantaya Balai Kota Palu, Ahad (15/03).
Rapat yang dihadiri oleh seluruh kepsek, seluruh unsur pendidikan dan para kepala Puskesmas tersebut sempat berlangsung alot karena proses libur tersebut dinilai dapat mempengaruhi kurikulum pendidikan yang ada. Namun setelah mendengar berbagai saran dan masukan terkait situasi belakangan ini, akhirnya pihak Dikbud memutuskan untuk tetap meliburkan siswa.
“Jadi yang libur ini adalah siswa saja bukan guru. Guru harus tetap bekerja seperti biasa termasuk tugas mereka selaku pendidik yang akan tetap mengajar sekalipun melalui media, apakah WhatsApp, SMS atau lainnya,” kata Ansyar.
Namun begitu, pihaknya berharap agar saat libur nanti, para siswa tidak berkeliaran di luar atau bebas ke mana saja.
“Kita minta kerja sama dari orangtua untuk terus memantau anak-anaknya di rumah. Kalau libur, siswa di rumah saja. Saya tidak ingin ada yang pergi reakreasi atau sejenisnya,” tegasnya.
Langkah diambil setelah adanya dua warga Palu yang diduga terinfeksi covid-19 dan tengah menjalani isolasi di RS Undata serta adanya pemantauan 32 warga yang baru saja bertolak dari Jepang, juga adanya penetapan darurat nasional.
Kepala Dinas Kesehatan Palu, dr Husaema menjelaskan, libur sekolah merupakan langkah konkret untuk meminimalisir penyebaran virus.
Menurutnya, selama 14 hari ke depan, akan digunakan petugas tim surveilans Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk melakukan upaya dan langkah pencegahan lainnya.
“Akan digunakan untuk melacak. Semua orang yang diduga terpapar setelah bepergian dari luar daerah,” kata Husaema.
Kemudian, untuk kepentingan itu, seluruh Puskesmas nantinya akan membagi nomor kontak kepada masyarakat. Hal ini untuk koordinasi jika ada laporan masyarakat yang mengetahui adanya warga yang sakit setelah bepergian dari luar daerah.
“Setelah mereka libur kita lakukan sterilisasi,”ujarnya.
Terpisah, Kepala Dikbud Sulteng, Irwan Lahace mengungkapkan, pihaknya juga sudah berencana meliburkan siswa. Namun kata dia, sampai saat ini belum ada keputusan resmi karena masih harus dirapatkan terlebih dahulu dengan Gubernur Sulawesi Tengah.
Terkait Ujian Nasional (UN) SMK yang dijadwalkan dilaksanakan Senin 16 Maret 2020, juga belum diputuskan apakah tetap dilksanakan atau ditunda. “Masih akan dirapatkan dulu,” ujarnya.
Meski demikian, kata dia ada kemungkinan UN SMK tetap dilaksanakan, tapi siswa yang akan ujian terlebih dahulu discreening untuk mengukur suhu tubuh. Secara teknis, Puskesmas terdekat bisa dilibatkan untuk screening peserta UN SMK.
“Jika tetap dilaksanakan (UN), kita kerja sama dengan Puskesmas terdekat. Tapi, kelas 1 dan kelas 2 diliburkan,” kata Irwan Lahace. (HAMID/IKRAM)