PALU – Ada banyak cara yang dilakukan untuk membantu penyintas bencana alam di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.
Seperti yang dilakukan sekumpulan warga dari berbagai suku dan profesi yang tergabung dalam satu wadah bernama “Komunitas Marilah Kita Beramal” ini.
Selain inspiratif, juga mulia. Apa yang dilakukan komunitas ini sangat membantu warga yang tertimpa musibah, utamanya mereka yang tidak memiliki apa-apa lagi, baik harta benda maupun sanak keluarga.
Dari sebuah gerai yang digelar di depan Masjid Raya Baitutrahim Lolu, warga penyintas bisa menikmati berbagai makanan, termasuk kue, minuman dan memperoleh pakaian layak pakai, secara gratis.
Warga kebetulan melintas, dipersilahkan mengambil apa saja yang diinginkan. Di sisi lain terbuka pula kesempatan bagi orang berkecukupan untuk mendonasikan sebagian hartanya, entah dalam bentuk uang tunai maupun barang kepada komunitas itu.
“Kegiatan ini berasal dari gerakan hati teman-teman yang melihat kondisi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Tak pandang kaya, miskin, tua, muda. Asalkan dia membutuhkan, maka boleh mengambil apa saja. Bayarnya cukup pake doa,” ujar Wakil Koordinator Komunitas Marilah Kita Beramal, Rismawati, Sabtu (22/12).
Rismawati mengatakan, gerai itu dibuka setiap hari. Saat ini, masih ada dua gerai yang terpasang selain di Masjid Ràya Lolu. Salah satunya berada di Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Tatura Selatan.
“Respon masyarakat cukup baik, tapi tidak sedikit juga yang memberikan masukan, jangan dekat warung makan. Tapi kami jalan apa adanya, karena rezeki sudah diatur sama Yang Maha Kuasa,” katanya.
Selain membuka gerai, kata dia, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan kepada panti-panti asuhan dan panti jompo.
“Insya Allah dalam waktu dekat ini, kami akan mengadakan bazar amal. Keuntungan dari menjual makanan, kue dan barang lainya, Insya Allah kami salurkan lagi bagi penyintas yang membutuhkan,” katanya.
Dia pun mengajak kepada siapa saha yang ingin mendonasikan hartanya melalui nomor rekening 7920870877 atas nama Rismawati S Pasi.
“Segala kegiatan kami dokumentasikan beserta laporan keuanganya diterbitkan,” katanya.
Dua siswa SD Lolu yang sedang mengambil makanan dan minuman di gerai tersebut, Fathir (11) dan Fauzan (9), mengaku, dia bersama temanya sering datang mengambil makanan atau kue yang diinginkan, tanpa harus membayar.
Warga lainya, Hasna, bahkan membawa puluhan makanan dalam kemasan untuk disimpan dalam etalase guna berbagi dengan lainnya.
Ada pula warga lainya membawa pakaian layak pakai, beras dan sebagainya. Bahkan, Aisya menyumbangkan tenaganya untuk membantu mengatur makanan, minuman dalam etalase.
“Kebetulan saya tinggal dekat sini, jadi bantu-bantu saja,” ucap Aisa. (IKRAM)
