Akademisi: Pemilu Ajang Evaluasi, Bukan Pesta!

oleh -
Suasana diskusi public yang digagas LS-ADI Komisariat Untad, di salah satu kafe di Kota Palu, Kamis (24/01) malam. (FOTO: MAL/IKRAM)

PALU – Akademisi Universitas Tadulako (Untad), Dr. H. M Nur Alamsyah, mengatakan, momen pemilihan umum (pemilu) merupakan ajang evaluasi dan kritik, bukannya pesta.

“Banyak orang dan penyelenggara menganggap Pemilu adalah pesta,” katanya saat menjadi pembicara pada kegiatan diskusi public bertema “Menyongsong Pemilu 2019, Lawan Kebangkitan Orde Baru dan Berita Hoax” yang digagas Lingkar Studi Aksi dan Demokrasi Indonesia (LS-ADI), Komisariat Untad, di salah satu kafe di Kota Palu, Kamis (24/01).

Dosen FISIP Untad itu mengatakan, masyarakat Indonesia terbiasa dengan budaya pesta, sehingga melihat demokrasi dalam pemilu seperti pesta. Padahal, kata dia, filosofi pemilu adalah metode atau sebuah media, di mana masyarakat atau pemilih melakukan evaluasi dan kritik.

BACA JUGA :  Eva Bande: Anwar Hafid Punya Komitmen Selesaikan Masalah Agraria

Pemilu, lanjut dia, berbicara tentang harapan dan masa depan dan bergerak ke arah lebih baik.

Dia mengatakan, tidak semua hal terjadi dalam proses demokrasi di satu bangsa akan melahirkan satu titik temu yang tepat dan disenangi semua orang.

Selain akademisi, turut menjadi narasumber dialog Kasat Binmas Polres Palu, Iptu Slamet Sinaga dan politisi Partai Berkarya yang juga Alumni Universitas Indonesia (UI), Nawawi S Kilat beserta Asisten I Pemkot Palu, Moh. Rifani Pakamundi

BACA JUGA :  AKD DPRD Kota Palu Resmi Terbentuk, Berikut Komposisinya

Nawawi mengatakan, Indonesia pernah mengunakan sistem pemilu proporsional dan sisitem distrik.

“Selama ini yang mendominasi kita adalah sistem proporsional. Kita terlena dengan system yang membutuhkan biaya besar,” katanya.

Sementara Asisten I Moh. Rifani Pakamundi mengajak masyarakat untuk melihat dan mencari rekam jejak para calon yang akan berkompetisi pada Pemilu tahun ini, mengikuti penjabaran visi misi, serta melihat programnya secara rasional dan realistis.

“Carilah informasi akurat, valid dan dapat dipertanggung jawabkan,” imbaunnya. (IKRAM)