PALU – Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2023, secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu, GA Nasser mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan pada Juni 2023 terjadi inflasi tahun demi tahun sebesar 3,63 persen, atau terjadi kenaikan
Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,97 pada Juni 2022 menjadi 117,07 pada Juni 2023. Begitu pula tingkat inflasi bulan ke bulan sebesar 0,18 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,86 pada Mei 2023 menjadi 117,07 pada Juni 2023. Sedangkan hingga Juni 2023 tingkat inflasi sejauh tahun ini sebesar 1,11 persen.
Beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi tahun demi tahun ( Juni 2023 terhadap Juni 2022). Antara lain, beras 0,88 persen, bensin 0,78 persen, bahan bakar rumah tangga 0,27 persen, rokok kretek filter 0,22 persen, ikan selar/ ikan tude 0,20 persen, tukang bukan mandor 0,19 persen, kontrak rumah 0,13 persen, rokok putih 0,12 persen, ikan cakalang/ ikan sisik 0,09 persen, serta angkutan antar kota 0,09 persen.
Kemudian, komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi tahun demi tahun (Juni 2023 terhadap Juni 2022. Antara lain, minyak goreng 0,29 persen, cabai rawit 0,27 persen. Bawang merah 0,07, bioskop 0,06 persen, kerudung atau jilbab 0,04 persen, pepaya 0,04 persen, blus wanita 0,03 persen, hand body lotion 0,03 persen, besi beton 0,03 persen, serta jeruk 0,03 persen.
Sementara, untuk IHK dan Inflasi Antar Kota di Kawasasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), pada Juni 2023 berdasarkan 90 kota pantauan IHK nasional, 5 besar Inflasi tahun demi tahun tertinggi masing-masing terjadi di Ambon, dengan inflasi sebesar 6,10 persen. Diikuti Merauke sebesar 5,91 persen, Kendari sebesar 5,81 persen, Timika sebesar 5,75 persen, serta Tual sebesar 5,57 persen.
“Sedangkan 5 terendah masing-masing terjadi di Singaraja sebesar 1,87 persen, diikuti Tanjung Pinang sebesar 1,78 persen, Tembilahan sebesar 1,73 persen, Bungo sebesar 1,55 persen, serta Gunungsitoli sebesar 1,01 persen,” ucap GA Nasser, di Palu, Senin (4/07).
Secara nasional, Kota Palu menempati urutan ke-42 dengan inflasi tahun demi tahun sebesar 3,63 persen. Sedangkan untuk kawasan Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua) Kota Palu menempati urutan ke-14 dari 21 Kota pantauan IHK di kawasan Sulampua.
Dari 90 kota pantauan IHK nasional, secara bulan ke bulan 78 kota mengalami inflasi dan 12 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi bulan ke bulan tertinggi terjadi di Jayapura, sebesar 1,36 persen dan terendah di Ternate, Kudus, DKI Jakarta dan Metro masing-masing sebesar 0,01 persen.
Deflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,42 persen dan terendah
di Mataram sebesar 0,02 persen. Kota Palu mengalami Inflasi bulan ke bulan sebesar 0,18 persen.
Dari 21 kota pantauan IHK di Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), inflasi tahun demi tahun tertinggi terjadi di Ambon sebesar 6,10 persen, dan terendah di Gorontalo sebesar 2,07 persen.
Sedangkan untuk inflasi bulan ke bulan tertinggi terjadi di Jayapura, sebesar 1,36 persen, dan terendah di Ternate sebesar 0,01 persen. Sebaliknya, deflasi tertinggi terjadi di Palopo sebesar 0,23 persen dan terendah di Pare-pare 0,03 persen.
Reporter : Irma
Editor : Yamin