Oleh: Wawan Kurniawan*
PADA Bulan Desember 2022, BPS telah merilis angka kemiskinan tingkat kabupaten di seluruh Indonesia. Angka kemiskinan Tojo Una-Una Maret 2022 adalah 16,12 persen. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,48 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana angka kemiskinan Tojo Una-Una pada tahun 2021 adalah 16,60 persen. Walaupun mengalami penurunan, tetapi angka penurunan ini masih berada dibawah provinsi Sulawesi Tengah yang mengalami penurunan sebesar 0,67 persen menjadi 12,33 persen pada Maret 2022.
Penurunan angka kemiskinan di Tojo Una-Una memang tergolong kecil jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya seperti Kabupaten Morowali yang mengalami penurunan sebesar 1,17 persen atau Kabupaten Parigi Moutong yang mengalami penurunan sebesar 0,65 persen. Meskipun begitu, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Tojo Una-Una mengalami penurunan yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,45 poin. Besarnya penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan di Tojo Una-Una hanya kalah dari Kabupaten Banggai Laut yang mengalami penurunan sebesar 0,70 poin.
Pada tahun 2020, indeks kedalaman kemiskinan tojo una-una adalah 3,27 poin, angka ini kemudian turun sebesar 0,02 poin pada tahun 2021 menjadi 3,25 poin. Penurunan angka indeks yang cukup tinggi terjadi pada tahun 2022 yaitu menurun sebesaar 0,45 poin menjadi 2,80 poin.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Dengan demikian, semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Begitupun sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan.
Turunnya indeks kedalaman kemiskinan di Tojo Una-Una mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan penduduk misikin juga semakin menyempit. Artinya penduduk yang dulu pengeluarannya jauh dari garis kemiskinan berlahan mulai membaik, bergerak naik mendekati garis kemiskinan. Naiknya rata-rata pendapatan penduduk miskin ini juga menyebabkan persentase penduduk miskin ekstrim di Kabupaten Tojo Una-Una berkurang. Hal ini terlihat dari data Kemiskinan Ektrim Kabupaten Tojo Una-Una yang mengalami penurunan paling tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulawesi Tengah. Tahun 2022 angka kemiskinan ekstrim di Tojo Una-Una menurun sebesar 2,85 persen dari tahun sebelumnya mejadi 3,42 persen.
Kondisi ekonomi yang berangsur pulih pasca pandemi covid-19, turunnya angka pengangguran terbuka (TPT), dan program-program perlindungan sosial dari pemerintah pusat maupun daerah adalah beberapa faktor yang menyebabkan indeks kedalaman kemiskinan di Tojo Una-Una mengalami penurunan. Selain program PKH dan BLT-Desa, pemerintah pusat melalui dinas setempat juga mengadakan program bantuan renovasi rumah untuk bangunan tempat tinggal yang tidak layak huni. Peningkatan di sektor pariwisata juga berdampak pada penurunan indeks kedalaman kemiskinan. Bekurangnya pasien penderita covid-19 menyebabkan wisatawan kembali mengunjungi Tojo Una-Una sebagai tujuan destinasi wisata mereka, bukan hanya wisatawan lokal, wisatawan asing juga kembali mengunjungi Kepulauan Togean sebagai salah satu destinasi wisata di Kabupaten Tojo Una-Una. Penurunan indeks kedalaman kemiskinan juga dipengaruhi oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dimana pada tahun 2022 Kabupaten Tojo Una-Una mengalami pertumbuhan IPM tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Sulawesi Tengah yaitu tumbuh sebesar 1,24 persen poin menjadi 65,54.
Walaupun penurunan angka kemiskinan Tojo Una-Una masih rendah dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulawesi Tengah, tetapi pemerintah daerah setempat berhasil menurunkan kesenjangan diantara penduduk miskin. Hal ini menjunjukan bahwa program-program perlindungan sosial yang lakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah berhasil mengangkat ekonomi masyarakat miskin yang jauh dari garis kemiskinan. Hanya saja untuk mengeluarkan penduduk dari garis kemiskinan membutuhkan waktu dan perlu dilakukan secara bertahap. Jika pada tahun 2022 pemerintah setempat sudah mengangkat ekonomi penduduk yang jauh dari garis kemiskinan, maka untuk tahun berikutnya mereka harus bisa mempertahankan program tersebut untuk terus dilakukan secara konsisten, kemudian menambah program baru yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Sehingga penduduk Tojo Una-Una kedepannya dapat membuat/mengembangkan usaha mereka.
Pada Maret 2023 BPS kembali melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dimana salah satu output dari survei ini adalah angka kemiskinan. Diharapkan kepada responden susenas nantinya untuk memberikan data dengan keadaan yang sebenarnya.
*Penulis adalah Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Tojo Una-Una