MAROS – “Hati-hati Menyebar Data Pribadi” menjadi tema utama rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, di Maros, Sulawesi Selatan, Senin 18 Oktober 2021.

Kegiatan yang diikuti 1.449 peserta ini dipandu oleh moderator adalah Made Dwi Adnjani.

Empat narasumber tampil membawakan materinya masing-masing, yakni dari relawan Mafindo, Fathul Qorib; kreator konten, Valentina Melati; dosen IAIN Parepare, Zainal Said; serta Co-Founder TheAgencyES dan Frodigi Digital Academy, Andhika Fachrozi Muhadi.

Fathul Qorib sebagai narasumber pertama membawakan tema “Digital Life: Informasi, Identitas, dan Jejak Digital”.

Kata dia, informasi digital bisa bermakna sosial maupun ekonomi dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif, seperti belajar. Sementara itu, identitas digital bertujuan mengintegrasikan data dan mempermudah akses. Identitas digital yang terkumpul menjadi satu rawan kejahatan siber.

“Hati-hati dalam mengirim apapun karena jejak digital secara tidak langsung menunjukkan jati diri kita. Jaga agar jejak digital selalu positif,” pesannya.

Berikutnya, Valentina Melati menyampaikan materi berjudul “Isu-isu Etika Digital dan Penggunaan Teknologi”. Menurutnya, etika digital berhubungan dengan norma perilaku yang bertanggung jawab atas penggunaan teknologi.

“Langkah bijak berinternet adalah selalu ingat bahwa tulisan adalah perwakilan diri kita. Ingat juga yang diajak berkomunikasi adalah manusia, kendalikan emosi, sopan santun, jaga dan lindungi privasi diri sendiri maupun orang lain, dan jangan memancing perselisihan,” ucap Valentina.

Sebagai pemateri ketiga, Zainal Said yang membawakan tema “Digital Culture, Mengenal Lebih Jauh tentang UU ITE terkait Perlindungan Data Pribadi”, berpesan kepada pengguna internet bahwa UU ITE melindungi integritas pemerintah, memproteksi negara, meningkatan kepercayaan pasar, dan melindungi data masyarakat.

“Transaksi ekonomi, kegiatan ekonomi digital, dan e-tourism adalah beberapa yang juga mendapat perlindungan data dalam UU ITE,” kata Zainal.

Pemateri terakhir, Andhika Fachrozi Muhadi, menyampaikan tema “Digital Safety, Phishing: Apa Itu dan Bagaimana Cara Menghindarinya”.

Ia menguraikan jenis-jenis phising, yaitu email phishing, spear phishing, dan clone phishing.

Kata dia, phishing bisa menimbulkan kerugian, di antaranya kebocoran data, penyalahgunaan akun, kerugian finansial, dan menjatuhkan reputasi seseorang.

“Tips dan trik menghindarinya: recognize, rethink, dan report. Ingat, rahasiakan kata sandi, PIN, dan OTP,” pungkasnya.

Setelah pemaparan materi, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator.

“Adakah tips yang efektif dalam menjaga data pribadi agar tidak bocor ketika menggunakan aplikasi atau media sosial?” tanya Michel kepada Fathul Qorib.

“Soal kebocoran data, ada dua prinsip: pertama, kita tidak bisa mengelaknya. Misal, data yang tersimpan di lokapasar dan beberapa akun lain, jika ada yang meretas, kita tidak bisa apa-apa. Namun, kalau kita punya kemampuan untuk mengelola data pribadi, salah satu caranya adalah menggunakan kata sandi sulit dan berbeda di tiap akun kita. Kedua, simpan beberapa akun jika terjadi kebocoran data. Jika lupa kata sandi akun media sosial, kita bisa gunakan akun orang lain, laporkan, dan beri alasannya. Dalam 2×24 jam, akun tersebut akan ditutup,” jawab Fathul.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. ***