BUOL- Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Zainal Abidin menyebutkan perbedaan harus disikapi dengan cara toleran dan bijak.
“Jangan menghakimi ajaran agama orang lain dengan ajaran agama kita sendiri, ” papar Ketua FKUB Sulteng, Prof. Zainal Abidin dalam rapat koordinasi FKUB Sulteng, bertempat, di Kantor Bupati Buol, Jalan Batalipu, Kabupaten Buol, Selasa, (5/10).
Sebab kata dia, agama itu mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, mengajak tobat bukan menghujat, membina bukan menghina, memakai hati bukan memaki.
Ia mengatakan lagi, keharmonisan dan kerukunan umat beragama hanya tercipta jika dilandasi rasa cintakasih dan sayang. Ajaran cintakasih sayang ada dalam semua ajaran agama.
Dia menambahkan, konsentrasi umat beragama harus dijaga dan diawasi. Bukan sekadar konsentrasi jumlah antar umat beragama, tapi sesama internal umat beragama, harus lebih awal dipantau dan dijaga keselarasannya baru antar umat beragama.
“Ajaran moderasi beragama, menjaga keselarasan inter dan antar umat beragama, nasionalisme dan kebangsaan, dan toleransi atas perbedaan,” pungkasnya.
Sementara, Bupati Buol Amiruddin Rauf mengatakan, esensi dan eksistensi FKUB, harus mengarahkan umat, bangsa dalam beragama agar dilandasi degan cara-cara berpikir moderat.
“Hal ini dimaksudkan agar terbentuk karakter saling menghargai, saling menghormati, mengasihi, menolong dan saling beradaptasi secara harmonis, ” katanya.
Ia mengatakan juga, tantantangan kita adalah pihak-pihak atau orang-orang yang tidak beragama. Selain itu juga pihak kelompok materialisme yang hanya mengutamakan kepentingan sesaat bersifat hedonistik.
“Hal ini hanya akan membawa manusia ke jurang anti Tuhan plus anti agama sehingga mengalami kegersangan spiritual,” ujarnya.
Olehnya, menurutnya, umat, bangsa harus diarahkan sesuai mata rantai sejarah sebagai makluk yang paling ber “Tuhan”. Kini tantangan umat beragama yakni menghadapi invasi dampak negatif “cyber” yang menghancurkan tatanan nilai teologi umat beragama.
“Konteks ini juga terkait dengan berkembangnya pemikiran anti agama lainnya,” sebutnya.
Untuk itu, ujar dia, bagaimana membimbing umat beragama agar cermat memahami bahwa masa depan umat manusia itu jauh lebih cepat berjalan dibanding pemikiran umat manusia.
“Dalam konteks ini, ajaran agama harus mampu mencerahkan umat dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan itu,” katanya.
Olehnya, jelasnyaa, kerukunan, kedamaian, kebersamaan umat dalam membangun negeri menjadi sebuah kata kunci.
Dalam kesempatan itu dilakukan
penyerahan buku “Teror Atas Nama Tuhan” oleh Bupati Kabupaten Buol kepada ketum FKUB Sulteng. (Ikram)