OLEH: Kasman Jaya Saad*
Pandemi global Covid-19, menyimpan banyak cerita heroik para tenaga medis yang selalu berada pada garis terdepan dalam menangani pandemi ini. Kontribusi para tenaga medis ini tak terhingga nilainya. Bahkan dilaporkan sudah lebih dari 20 (tepatnya sudah 25) orang dokter yang meninggal karena terkena Covid-19 di negeri ini. Dan puluhan perawat yang juga meninggal dunia karena terjangkit Covid-19 tersebut.
Para tenaga medis telah memberikan pengorbanan tertinggi saat melawan penyakit-Covid-19 ini.
Meningkatnya jumlah pasien Covid-19 menuntut para tenaga medis harus bekerja terus menerus selama berjam-jam. Itu sebab berbagai himbaun tenaga medis diruang media sosial kepada masyarakat untuk memberikan andil meringankan beban tenaga medis dengan tinggal di rumah saja. Harapan pasien Covid-19 tidak terus bertambah.
Tagar seperti #dirumahaja telah menjadi tren di platform media sosial disertai dengan gambar staf medis di garis depan. Bentuk kata-kata unggahan itu seperti “Kami bekerja untuk Kalian, Kalian Di rumah untuk Kami” Atau “Kami berjuang di sini untuk kalian, Kalian dirumah saja, Kita berjuang sama-sama” Dan “Kalian Di rumah Saja, Tolong Kami”.Salah satu implikasi pandemi Covid-19 bagi kehidupan sehari-hari adalah soal kesadaran akan standar kesehatan.
Dalam situasi yang biasa-normal, tentu sulit mengedukasi masyarakat dalam skala global dalam waktu singkat untuk rajin mencuci tangan. Rumah-rumah masyarakat banyak yang menyimpan fasilitas tempat air dan sabun depan rumah. #cuci tangan dan #dirumahaja di medsos mendapat respons luar biasa.
Jadi, betul bahwa biarkan tenaga medis bekerja, kita terus bahu membahu melawan Covid-19 ini dengan mematuhi protokol penanganan Covid-19. Penggunaan masker harus menjadi pilihan bila harus keluar rumah. Badan Kesehatan Dunia ( WHO) menyatakan dukungan agar semua orang menggunakan masker di tempat umum untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona.
Sebelumnya, WHO merekomendasikan penggunaan masker hanya oleh mereka yang sakit, petugas medis, dan mereka yang merawat orang sakit.
Dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (4/4/2020), Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Dr Michael Ryan menyetujui penggunaan masker di tempat umum oleh semua orang. Cara ini diyakini dapat mengurangi risiko penularan Covid-19.
“Ada situasi di mana penggunaan masker mungkin bisa mengurangi angka penularan dari orang yang terinfeksi kepada orang yang lain,” ujar dia.
“Kami akan mendukung pemerintahan yang tengah mempertimbangkan penggunaan masker sebagai strategi komprehensif kontrol penyakit ini,” lanjut Ryan.
Namun, ketika sudah menggunakan masker, bukan berarti mereka bisa menyepelekan kewajiban untuk menjaga jarak aman atau physicaldistancing. Protokol dalam pelaksanaan pembatasan sosial atau fisik harus tetap ditaati meskipun sudah mengenakan masker. Salah satunya tidak berdiri berdekatan dengan orang lain dan menjaga jarak 2 meter. Dan paling penting cuci tangan secara teratur.
Apresiasi diberikan kepada tenaga medis dalam menjalankan tugasnya digarda terdepan penanganan covid-19 adalah dengan cara tetap tinggal di rumah dan sembari selalu menjaga kesehatan serta patuhi protokol penanganan Covid-19, agar penyebaran Covid-19 tidak makin meluas, dan itu juga dapat menolong mereka para tenaga medis. “Anda dirumah saja, itu sudah cukup membantu kami” demikian kalimat para tenaga medis yang sering ditemukan dimedsos.
Teruslah bekerja para tenaga medis, junjung tinggi sumpahmu. Berikan pelayanan dengan baik,penuh profesional, meski kami tahu bahwa itu tidak mudah melayani pasien yang covid-19, mengingat sifat penyakit ini yang mudah menular, dan itu memaksamu harus melengkapi dirimu dengan alat pelindung diri (APD).
Keterbatasan APD juga sering menjadi kendala tersendiri. Dan itu sebab ketua IDI Daeng M.Faqih mengingatkan para tenaga medis untuk pakai alat pelindung diri (APD) bila merawat pasien Covid-19.
“Jangan coba-coba melayani pasien covid-19 tanpa pakai APD, berarti bisa menjadi korban, karena langsung tertular dan jadi sakit. Kalau petugas kesehatan banyak yang tumbang, nanti siapa lagi yang akan merawat pasien yang semakin banyak”.
Dan duhai para tenaga medis, engkau adalah pahlawan garis terdepanmenangani saudara-saudara kami yang terkena covid-19, yang sabang hari terus bertambah. Jasamu akan kami kenang. Salah satu pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh menulis dalam WhatsApp.
“Tolong sampaikan salam dan terima kasihku kepada mereka-mereka yang telah merawatku, bahagia saya telah bertemu orang yang luar biasa seperti kalian. Kalian the real superhero…”
Ya, para tenaga medis engkau adalah the real superhero di tengah pusaran pandemi global Covid-19. Hormat kami selalu untukmu…
*Penulis adalah Dosen Unisa Palu
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.