PALU- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palu melaksanakan kegiatan Skrining VCT (Voluntary Counseling and Testing) Mobile bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pada pukul 09.00 WITA hingga selesai. Kegiatan tersebut, merupakan langkah penting dalam upaya deteksi dini penyakit menular, khususnya HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS), sebagai bentuk pemenuhan hak kesehatan warga binaan, Rabu (03/12).
Pelaksanaan skrining dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Lapas Kelas IIA Palu bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Palu, Puskesmas Bulili, dan PKBI. Kegiatan tersebut turut didampingi oleh Kasubsi Binmaswat, Bayu Prianto, Kehadiran kolaborasi lintas sektor tersebut menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di lingkungan pemasyarakatan.
Sebanyak 101 orang WBP mengikuti pemeriksaan kesehatan tersebut. Dari hasil skrining, tercatat 2 orang WBP teridentifikasi sebagai suspek HIV dan 3 orang positif sifilis. Selanjutnya, para WBP terindikasi menjalani rangkaian pemeriksaan lanjutan, termasuk pengambilan darah di Puskesmas Bulili serta tindakan penyuntikan sifilis secara berkala selama tiga pekan. Sementara untuk kasus suspek HIV, pemeriksaan ulang dilakukan guna memastikan diagnosa secara lebih akurat.
Kepala Lapas Kelas IIA Palu, Makmur, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari prioritas Lapas dalam menjamin layanan kesehatan memadai bagi seluruh warga binaan.
“Skrining VCT Mobile ini adalah langkah penting dalam memastikan kesehatan warga binaan. Kami ingin memastikan bahwa setiap WBP mendapatkan haknya untuk memperoleh layanan kesehatan layak, termasuk deteksi dini penyakit menular. Dengan pemeriksaan rutin seperti ini, kita dapat melakukan pencegahan sejak dini dan memberikan penanganan tepat,” ujar Kalapas Makmur.
Makmur menambahkan bahwa kesehatan WBP adalah bagian dari keberhasilan pembinaan secara keseluruhan.
Sementara , Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan kesehatan tersebut,serta menekankan pentingnya tindakan preventif di lingkungan pemasyarakatan.
“Upaya seperti VCT Mobile adalah bentuk nyata kepedulian kita terhadap kesehatan warga binaan. Pencegahan jauh lebih penting daripada penanganan. Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkala agar lingkungan pemasyarakatan tetap sehat dan aman,” tegas Bagus.
Bagus mengatakan, bahwa kolaborasi antara Lapas dan instansi kesehatan menjadi faktor kunci dalam keberhasilan program pencegahan penyakit menular.
Kegiatan Skrining VCT Mobile berlangsung dengan aman, tertib, dan lancar. Lapas Kelas IIA Palu berkomitmen terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan sebagai bagian dari pembinaan humanis dan berkelanjutan.***

