PARIMO – Fraksi NasDem DPRD Parigi Moutong (Parimo) melalui Sekretaris Komisi II, Sugianto Rerungan, melayangkan kritik keras terhadap Pemerintah Daerah terkait penyusunan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dinilai tidak berbasis data potensi riil.

Dalam rapat bersama sejumlah OPD penghasil, Ia menegaskan penetapan target PAD selama ini masih menggunakan pendekatan perkiraan tahunan, bukan berdasarkan pemetaan potensi yang akurat. Hal ini, memicu target pendapatan tidak mencerminkan kondisi nyata di lapangan.

“Target PAD ditetapkan bukan dari potensi nyata, tetapi dari angka perkiraan. Jika begini terus, APBD kita tidak akan presisi,” ungkapnya usai RDP bersama Bapenda, Rabu (03/12).

Ia menjelaskan, capaian PAD yang terlihat melampaui target tidak serta merta menunjukkan peningkatan kinerja. Sebab, banyak target justru ditetapkan terlalu rendah sehingga capaian terlihat tinggi secara artifisial.

Sugianto juga menyoroti sejumlah sektor yang dinilai masih menyimpan potensi besar, seperti pajak reklame, pajak restoran, parkir, pasar, serta PBG/IMB. Minimnya pendataan, lemahnya pengawasan, dan belum adanya digitalisasi database disebut menjadi penyebab utama potensi PAD tidak tergarap maksimal.

“Pemda harus jujur melihat bahwa kita kehilangan potensi besar setiap tahun. Ini bukan sekadar soal target, tetapi tata kelola,” tegasnya.

Fraksi NasDem melalui Sugianto mendorong Pemda Parimo untuk melakukan pemetaan potensi pendapatan sebelum penyusunan target tahunan.

Ia meminta Pemda menerapkan formula target minimal berdasarkan potensi riil, melakukan audit potensi PAD melalui inspektorat atau lembaga independen, serta mempercepat digitalisasi database pendapatan.

Ia menambahkan, indikator kinerja OPD perlu diubah dari berbasis capaian target menjadi berbasis capaian potensi lapangan.

“Kalau kita mau Parimo maju, tata kelola pendapatan harus diperbaiki dari hulunya. Mulai dari data, mulai dari potensi. Bukan dari angka kira-kira,” pungkasnya.