PALU – Pemerintah Kota Palu bersama Yayasan Sikola Mombine mewakili Indonesia dalam ajang Social Enterprise World Forum (SEWF) 2025 yang digelar di Songshan Cultural and Creative Park, Taipei, Taiwan, pada 29–31 Oktober 2025. Forum bergengsi ini mempertemukan lebih dari seribu peserta dari 80 negara, termasuk pelaku usaha sosial, pembuat kebijakan, peneliti, dan lembaga pendukung inovasi sosial.
Dengan dukungan Sasakawa Peace Foundation (SPF), Wali Kota Palu Hadianto Rasyid dan Direktur Yayasan Sikola Mombine, Wulan Trisya Lembonunu, turut menjadi pembicara dalam dua sesi utama yang membahas peran pemerintah dan komunitas lokal dalam memperkuat solusi sosial dan lingkungan berbasis kolaborasi.
Dalam sesi bertajuk “Role of Government: From Aid to Innovation”, Hadianto Rasyid memaparkan perjalanan Kota Palu pascabencana 2018 yang berlandaskan nilai lokal Nosarara Nosabatutu (persatuan dan saling mendukung). Nilai tersebut, kata Hadianto, menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah untuk membangun ekonomi tangguh dan inklusif.
“Dari bencana kami belajar bahwa solidaritas adalah sumber inovasi,” ujar Hadianto. Ia menambahkan, Pemerintah Kota Palu kini tengah mendorong transformasi dari penerima bantuan menjadi penggerak perubahan melalui program Inkubator Bisnis Palu (INBIS) serta kolaborasi dengan pihak swasta dan organisasi masyarakat sipil.
Sementara itu, dalam sesi “Social Enterprise Solutions for the Planet”, Wulan Trisya Lembonunu memaparkan model ekonomi solidaritas yang dikembangkan Yayasan Sikola Mombine melalui koperasi perempuan Daleta Mombine. Ia juga berbagi pengalaman mendampingi kelompok usaha perhutanan sosial di tujuh desa di Sulawesi Tengah serta pemberdayaan perempuan disabilitas di Kota Palu.
Menurut Wulan, pendekatan ekonomi solidaritas tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga menciptakan sistem bisnis yang lebih inklusif dan berkeadilan. “Perempuan adalah penggerak utama perubahan sosial dan ekologis di komunitasnya,” tegasnya.
Kehadiran Kota Palu dan Yayasan Sikola Mombine di SEWF 2025 menunjukkan bahwa inovasi sosial dapat tumbuh dari komunitas yang pernah dilanda bencana. Melalui nilai solidaritas dan kolaborasi lintas sektor, Palu kini menjadi contoh bagaimana semangat lokal dapat melahirkan solusi global untuk pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan.***


