Festival Persahabatan, begitu tulisannya di baliho. Acaranya di Vatulemo, selama tiga hari. Hama di Vatulemo le, lapangan terame di Palu. Apalagi dimulai jam 5 sore.

Kaka Ibelo kira mungkin acara dialog, eh rupanya ritual ibadah untuk bakase sembuh penyakit. Sudah kaka Ibelo cari sumber di beberapa media, acara begitu salah satu ritualnya doa dengan versi agama Kristen, dan ada khotbahnya. Pendetanya bilang di acara itu “tuhan yesus menyembuhkanmu”.

Kalo begitu acaranya, adooo bukannya menolak acaranya, bukan juga menolak agamanya. Tapi jangan juga terbuka untuk umat agama lain. Karena cara pandang umat itu beda-beda. Misalnya di umat Islam, beda dengan dorang yang babikin acara itu. Di Islam itu paham kalo agama lain punya tuhan juga, silakan dengan tuhanmu, tapi tidak sama dia pe konsep ketuhanan.

Nah, mengakui konsep Tuhan ada di agama lain itu yang tidak dibolehkan. Seperti mengamini kata “tuhan yesus menyembuhkanmu!” Itu jelas-jelas tidak dibolehkan di agama Islam. Karena di dalam Islam persaksian itu sangat utama dengan nomor satu. Syarat jadi umat Islam harus  bersyahadat atau bersaksi bahwa Allah itu Tuhan yang Maha Esa, dan Muhammad itu Rasul utusan Allah. Atau kalo di Islam bilang konsep tauhid. Kalau tidak baakui tauhid, ato sebaliknya mengamini konsep tuhan agama lain berarti so batal Islamnya.

Jadi Kaka Ibelo basarankan, kalau mo bikin kegiatan seperti itu, ya harus komiu-komiu di agama sendiri. Yang penting janganlah umat Islam yang disasar. Mungkin ini juga pesan dari agama tetangga yang lain untuk komiu panitia.

Kalau cuma bicara toleransi, toleransi itu mesti mengerti konsep agama lain. Coba bayangkan, yang agama Islam bikin acara rukyah di depan umum, terus panitianya basilakan orang agama lain dan diminta bersyahadat kalau mau sembuh. Kan tidak toleran itu!

Terus temanya persahabatan. Kalau memang itu, ya komiu mesti toleransi dengan agama lain. Misalnya cukup komiu doakan dia sembuh, tapi komiu yakinkan dorang tetap dengan agamanya. Jangan pindah agama, yakini kau pe Tuhan, Allah subhana wa ta’ala yang menyembuhkan! Nah, apakah begitu? Hmm…. Kalau begitu, itu baru persahabatan. Tapi Kaka Ibelo rasa tidak seperti begitu. Iya kan? Hehehe

Ibarat begini, misalnya saya tetanggamu, terus saya bilang “kita ini saling bersahabat”. Terus saya ajak kau di acara keluargaku. Pas datang kau, tiba-tiba saya layani kau dan bujuk masuk jadi anggota keluargaku. Mulai dari hari itu kau berpikir ganti KK, kau masuk jadi keluargaku. Kalau begini, keluargamu sebelumnya tentu marah. “Eh, bisa-bisanya komiu ambil anggota keluarga kami!” begitu kata keluargamu. Kan?

Jadi roa, kalau ada acara persahabatan, pastikan isinya memang babikin orang akrab, bukan bikin bingung. Toleransi itu tidak butuh ritual rumit, cukup sama-sama senyum, bakutegur, dan bakujabat tangan. Bukan begitu? Tabe!